Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri menyelenggarakan simulasi dan sosialisasi mengantisipasi terjadinya bencana. Kegiatan ini diadakan di Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri (8/4).
Acara tersebut dihadiri oleh Plt. Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agata dan Kepala Desa Joho Deddy Saputra serta Tim Siaga Bencana Desa Joho.
Kegiatan simulasi seperti ini sangat penting karena perlu adanya kesiapsiagaan mengantisipasi terjadinya bencana. Antisipasi tersebut bisa dilatih dan bisa dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dalam menangani kejadian yang tidak kita inginkan.
Simulasi dilaksanakan di dua dusun yaitu Dusun Dasun dan Dusun Karangnongko wisata Sumberpodang. Dalam acara tersebut Tim Siaga Bencana Desa diuji kesiapan dan kemampuannya dalam mengantisipasi jika terjadi bencana. Karena wilayah Desa Joho sendiri terletak di lereng Gunung Wilis yang rawan terjadi bencana.
Tim dari BPBD merekayasa soalah-oleh di dua dusun tersebut terjadi bencana longsor dan pohon tumbang. Dari peristiwa tersebut tim dari desa langsung diterjunkan ke lokasi kejadian untuk menolong korban. Di lokasi tersebut tim desa diberi pertanyaan melalui sebuah kertas selebaran, jika korban luka berat maupun ringan apa yang harus dilakukan.
Kepada tim Randy mengatakan bahwa perubahan mindset dari paradigma tanggap darurat (emergency respon) harus segera diubah menjadi pengurangan resiko bencana (disaster risk reduction). “Yang artinya bahwa dari semua jenis bencana, yang tidak mempunyai tanda-tanda terlebih dahulu hanya gempa bumi. Selain itu seperti contoh tanah longsor tentunya ada tanda terlebih dahulu adanya rekahan tanah, dsb. Adapun lainnya seperti pohon tumbang bisa kita lihat secara langsung yaitu dahan mulai mengering serta akar lapuk,” ucapnya.
Tentunya dalam hal mengurangi dampak bencana segala sesuatunya bisa dipersiapkan dan diantisipasi sebelumnya. “Kita sepakat bahwa terjadinya bencana tidak bisa kita tolak, tetapi bisa dicegah dalam pengertian kita sudah mengetahui dan sudah melakukan upaya-upaya antisipasi bencana tesebut. Sehingga dapat meminimalisir jumlah kerugian materi dan jatuhnya korban jiwa,” ujarnya.
Menurut Randy, dengan dibentuknya tim siaga bencana, yang dilakukan desa adalah lebih ke kegiatan-kegitan yang preventif. “Pengurangan resiko akibat bencana yaitu siap mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, dikarenakan letak dan geografis Desa Joho rawan terjadi bencana seperti tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan puting beliung. Harapan kami jika terjadi bencana, walaupun hal tersebut pastinya tidak kita harapkan, para warga tidak hanya bingung ataupun panik. Sebaliknya para warga sudah tanggap dan tangguh mengantisipasinya,” tegasnya. (Kominfo/dn,lks,tj,wk)