Maknyus, itulah kata yang bisa diberikan untuk sajian nikmat yang satu ini. Kebanyakan orang menganggap tiwul sebagai makanan kuno. Di tangan Sunarwan, tiwul diubah menjadi sajian nikmat dan lezat.
Sunarwan bersama istri justru menjadikan tiwul sebagai sajian utama café miliknya di daerah Sumberpodang, Desa Joho, Kecamatan Semen. Adalah nasi goreng tiwul namanya. Olahan berbahan dasar tiwul yang disajikan dalam bentuk nasi goreng.
“Menu ini memang jadi sajian utama di sini. Kebetulan lokasi kami dekat pintu masuk wisata Sumberpodang. Setiap pengunjung wisata Sumberpodang yang mampir kami tawarkan menu ini dan mereka mengaku suka,” jelasnya kepada Kominfo (19/8).
Sunarwan melanjutkan, sepiring nasi goreng tiwul ini Rp.10.000,- per porsi. Harga yang cukup terjangkau dan pantas untuk sepiring nasi goreng tiwul hangat yang nikmat. Cocok untuk melawan hawa dingin lereng Gunung Wilis yang lekat dengan suasana wisata Sumberpodang.
“Sambil wisata silahkan mampir menikmati nasi goreng tiwul disini. Sebuah menu yang cocok anda masukkan daftar wisata di akhir pekan nanti. Jangan khawatir, kalau tidak bisa berakhir pekan disini, kami buka setiap hari mulai pagi hingga malam," tambahnya.
Sebagai informasi, tiwul adalah makanan pokok pengganti beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Penduduk di lereng Gunung Wilis dan Kelud dahulu dikenal mengkonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.
Tiwul dibuat dari gaplek (singkong yang dikeringkan). Sebagai makanan pokok kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras. Makanan ini sempat menjadi makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada zaman penjajahan Jepang karena saat itu kekurangan pangan. (Kominfo/yda,dn,tj,wk)