Dari tahun ke tahun kita dihadapkan dengan berita yang menggemparkan, baik lewat Televisi, Koran, Radio dan sejenisnya semua media memberitakan wabah yang satu ini DBD (Demam Berdarah Dengue) yang menyerang siapa saja, segala senis usia dan dampaknya mengakibatkan kematian.
Berbagai cara sudah ditempuh untuk memerangi nyamuk Aedes Aegypti dengan virus Dengue yang mematikan. Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri sudah berupaya menekan angka penularan Virus Dengue dan juga menekan angka kematian melalui kader-kader Jumantik PSN DBD baik di Tingkat Kabupaten Kediri, Kecamatan hingga tingkat Desa, dengan jalan sosialisasi, pembinaan Kader Jumantik, Jumat bersih dan melaksanakan Gerakan 3M Plus.
Hari ini Sabtu (20/2) giliran Kecamatan Purwoasri khususnya di Desa Wono Tengah TIM PSN DBD Kabupaten dan Kecamatan Purwoasri mengadakan Sidak ke rumah-rumah penduduk untuk melihat sejauh mana kepedulian masyarakat untuk mengantisipasi penularan Nyamuk Demam Berdarah Dengue.Â
Camat Purwoasri Agus Cahyono, S.Sos bersama Kades Wonotengah H.Suhud dan Puskesmas Purwoasri mengajak Tim PSN DBD Kabupaten Kediri ( Dinas Kesehatan, Bagian Sosial dan Dinas Kominfo Kab.Kediri) untuk melihat beberapa rumah penduduk juga di Sekolahan MI Kunuzun Naja.
Agus Cahyono, S.Sos langsung melihat Bak Penampungan Air, tempat minum ternak dan burung sambil memberikan wejangan kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan dan menguras bak mandi 2 hari sekali, juga memberikan Abate kepada warga dan Sekolahan dengan ukuran 1 sendok makan Abate dengan air 1 m3.
Disarankan oleh Agus untuk anak-anak usia Balita dan yang sekolah, apabila mau berangkat sekolah supaya dioleskan krim anti nyamuk, untuk balita yang tidur di jam-jam efektif supaya diberikan kelambu atau bisa juga dioleskan krim anti nyamuk, karena nyamuk Demam Berdarah Dengue menyerang di jam-jam Efektif utamanya pagi hingga siang hari.
Di tambahkan Agus bahwa sebelum musim penghujan kami sudah melaksankan kerja bakti membersihkan lingkungan baik kantor, rumah dan pekarangan tetapi kesadaran warga masih kurang. Setelah ada wabah dan mengakibatkan kematian barulah warga sadar apa arti mencegah dan memberantas sarang nyamuk. Cukuplah sampai disini kita semua harus terlepas dari penularan Virus Dengue yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti .
Rombongan memasuki Dusun Wonotengah RW 07/RT 03 dari kejauhan terdengan suara mesin Fogging dan kepulan asap putih membumbung tinggi, warga sudah berkumpul di depan rumah sambil bergerombol menyaksikan Fogging, Kades Wonotengah H. Suhud mengatakan masyarakat umumnya percaya kalau belum di fogging dari Puskesmas belum marem.
Hal ini diamini oleh salah satu warga Sudiono 50 th Ketua RW.07/RT 03 dari Dusun Wonotengah Desa Wonotengah Kec.Purwoasri selama 10 tahun menjadi petugas PSN mengatakan kesulitan untuk memberikan pengertian kepada warga untuk tidak meminta fogging tapi selalu melaksanakan PSN.Â
Suharmini yang membuka warung kopi dan nasi dengan bayaran 100 rb/hari buka mulai jam 08.00 Wib pagi sampai jam 16.00 Wib dengan 6 orang anak juga mengiyakan kalau belum ada semprotan kami merasa belum yakin dan merasa takut tertular Demam Berdarah.
Padahal Fogging bukan merupakan cara efektif membasmi Nyamuk DBD, yang mati hanyalah nyamuk dewasa saja sedangkan untuk jentik –jentik nyamuk 7 – 10 hari akan berubah menjadi nyamuk dewasa kata Etik Siti Rahayu, SKM , Kepala Seksi pencegahan penyakit bersumber binatang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, memberikan penekanan kepada warga yang saat itu berkumpul menyaksikan fogging.
Sebaiknya warga selalu melakukan Pembrantasan Sarang Nyamuk utamanya di got-got depan rumah, saling mengingatkan tetangga kiri dan kanan untuk selalu menguras bak mandi, pekarangan yang rimbun dengan berbagai rumput liar supaya bisa dibersihkan atau di olah menjadi tanaman yang berguna seperti Toga (tanaman obat keluarga).
Minto Wahyudi dari Bagian Sosial Pemkab Kediri menambahkan bahwa alat fogging beratnya 16 Kg swingfog jadi jangan selalu meminta fogging, PSN lah yang utama. Pokjanal Jumantik harus selalu digiatkan, anak usia sekolah paling rentan terkena penyakit DBD.
Untuk Kades dan Perangkat Desa selalu memonitoring ke RT-RT, UPTD Ke Sekolahan-Sekolahan dan Camat beserta Staf turun ke Desa-Desa. Ditambahkan juga bahwa jarak terbang nyamuk DBD sejauh 200 M, resiko penularan sangat luar biasa, mari kita bersama-sama memerangi Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Kominfo).