Quantcast
Channel: Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Kediri
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3253

UGM Dampingi Desa Di Ngancar dan Pagu Jadi Desa Mandiri

$
0
0

“Pengembangan desa akan menjadi optimal bila dilakukan dengan rencana program yang terpadu dan terencana berbasis potensi desa tersebut. Selain itu pelaksanaannya dikelola secara konsisten dan dibimbing oleh pihak yang telah berhasil dalam pendampingan desa. Pada akhirya desa tersebut bermetamorfosa menjadi desa mandiri.”

Demikian pernyataan yang mengemuka dalam audiensi yang digelar Pemerintah Kabupaten Kediri bersama Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta di Pendopo Kabupaten Kediri, Selasa (5/4). Hadir dalam kesempatan ini Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno dan mewakili UGM adalah Kasubdit KKN DPKM, Dr. Jaka Marwasta, MSc., didampingi Dr. Nanung dan Dr. Novi Siti Kusuji Indrastuti, M.Hum.

Audensi UGM 1

Audiensi ini dilaksanakan dalam rangka rencana civitas akademika UGM Yogyakarta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Kabupaten Kediri mulai 20 Juni 2016. Sebanyak 60 mahasiswa UGM akan ditempatkan di Kecamatan Pagu dan Ngancar.

Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno, menyambut gembira akan kehadiran dan keikutsertaan UGM dalam ikut mengembangkan desa-desa di Bumi Panji Kediri. Terlebih potensi Kabupaten Kediri banyak yang belum dioptimalkan dan dikenal masyarakat luas.

“Kehadiran mahasiswa UGM ini saya harapkan mampu memompa nafas dan denyut desa. Terutama terkait pendampingan UMKM, pelestarian sumber air dan desa digital. Saya yakin desa kita bila dalam bimbingan program yang terpadu, terencana dan konsisten akan meledak potensinya.” Jelas Bupati dr. Hj. Haryanti Sutrisno.

“Oleh karena itu program KKN dari UGM saya arahkan pada wilayah yang sama selama lima tahun. Yakni Kecamatan Pagu dan Ngancar. Sehingga bukan program angin lalu dan orientasi hasilnya akan terasa bagi masyarakat. Karena membina desa tidak selesai dalam satu dua tahun saja.” Imbuh dr. Hj. Haryanti Sutrisno.

UGMdr. Hj. Haryanti Sutrisno, menerangkan lebih lanjut pendampingan UMKM ditujukan dalam wujud keikutsertaan UGM dalam mengembangkan produk UMKM yang sudah ada agar mampu bersaing di pasar MEA dan menggali potensi wilayah agar tercipta UMKM baru. Sehingga membuka lapangan kerja dan denyut ekonomi warga masyarakat.

“Misal potensi kayanya buah-buahan kita di Ngancar. Perlu pendampingan dan pemberdayaan akademisi muda agar menjadi produk bernilai tambah dan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari sekedar dijual dalam bentuk buah matang saja.” Tambah dr. Hj. Haryanti Sutrisno.

“Bisa hasil buah tersebut dibuat dalam bentuk produk olahan UMKM. Dan tentunya dengan campur tangan dan ide-ide muda mahasiswa UGM yang tentunya melek internet ini, diharapkan produk UMKM kita ini nantinya bisa memiliki market global karena sudah memiliki basis marketing online dan menjadi lebih berdaya saing baik produk, harga, kemasan dan promosinya.” Papar dr. Hj. Haryanti Sutrisno.

Kasubdit KKN DPKM UGM , Dr. Jaka Marwasta, MSc., mengatakan ini adalah kali pertama UGM melakukan KKN di Kabupaten Kediri. Dirinya merasa senang atas sambutan hangat Bupati Kediri dan menyatakan siap membantu mengembangkan desa di wilayah Kecamatan Ngancar dan Pagu menjadi desa mandiri.

“Kabupaten Kediri dipilih adalah dari informasi yang kami terima dari mahasiswa dan dosen UGM saat menjadi relawan Kelud. Dari sini kami menyadari dan merasa terpanggil untuk ikut turun membantu mengembangkan desa-desa yang sebetulnya memiliki potensi luar biasa ini. Target kami dalam pendampingan bertahap selama 5 tahun, akan terwujud menjadi desa mandiri.” kata Dosen fakultas Geologi UGM ini.

“Misal di daerah yang rawan bencana dapat berubah menjadi desa mandiri yang tangguh dalam mitigasi bencana. Misal di daerah yang memiliki potensi hasil pertanian dapat menjadi desa mandiri pangan. Yakni desa yang menggunakan metode pertanian yang akhirnya mampu mencukupi kebutuhan pangan warganya.

“Selain itu hasil pertanian itu bisa dibentuk dalam wujud produk UMKM. Sehingga memiliki nilai tambah ekonomi dan membuka lapangan kerja warga sekitar. Ada lagi desa mandiri energi yakni desa yang sumber energinya tidak bergantung ke PLN karena sudah memiliki sumber energi sendiri dari solar cell.” Tandas Jaka. (Kominfo)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 3253

Trending Articles