Media kehumasan dalam institusi pemerintahan amatlah penting dalam penyampaian kebijakan publik, tak terkecuali di Pemkab Kediri. Sinergitas antara media jurnalis dengan Pemkab Kediri telah terjalin apik sejak dahulu.
Hari ini, Rabu (22/5) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mengadakan Forum Media/Jurnalis Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Kediri tahun 2019 di Kebun Bibit Kediri, Desa Mejono, Kecamatan Plemahan. Dengan mengundang awak media untuk mengikuti acara tersebut, forum ini bertujuan meningkatkan kemitraan dan menambah pengetahuan kebencanaan.
Selain itu diharapkan dapat terjalin silaturahmi antar keduanya. Oleh sebab itu, komunikasi dan dialog perlu senantiasa dilakukan secara berkesinambungan guna tercipta hubungan yang sinergis antara BPBD dan wartawan di Kabupaten Kediri.
Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB dibuka langsung oleh Plt. Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Randy Agatha Sakaira. Ia menyampaikan tanggap darurat sangat menarik, tapi yang sering dilupakan adalah kesigapan terjadinya bencana.
“Oleh karena itu pertemuan kali ini BPBD Kabupaten Kediri akan memaparkan serangkaian informasi serta pengetahuan mengenai kebencanaan, sehingga para jurnalis bisa tanggap apabila terjadi hal-hal terkait bencana. Terima kasih atas dukungan jurnalis terhadap informasi dini mengenai bencana di Kabupaten Kediri,” ucap Randy.
Tanggap darurat bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadi bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Dilanjut dengan pemaparan materi dari Kasi Kehumasan Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Sutarja S.E., sebagai mediator kemitraan jurnalis. "Media jurnalis merupakan ujung tombak penyebaran informasi. Selama ini komunikasi terus terjalin antara Pemerintah Kabupaten Kediri dengan media jurnalis," tutur Sutarja.
Kegiatan ini juga mendatangkan pemateri ahli bencana dari Komunitas Jangkar Kelud, sekaligus pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana, yaitu Catur Sudarmanto yang sering dikenal dengan Mbah Darmo. Ia menjelaskan secara detail tentang istilah baru penta helix, yang tercantum pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 terkait penanggulangan bencana.
Ia menegaskan, sinergitas penta helix adalah kolaborasi dan komunikasi antara Akademisi, Bisnis (pengusaha), Community (komunitas/masyarakat), Goverment (pemerintah) dan Media, yang bisa disebut ABCGM. Peran media sangat berpengaruh, yaitu dengan memberitakan informasi relevan yang diperoleh dari lapangan.
"Penyajian berita yang berdampak positif dapat memberikan semangat untuk bangkit dan lebih kuat dalam menghadapi bencana," ungkapnya.
Adzan Maghrib berkumandang menandakan acara ditutup, dilanjutkan dengan berbuka bersama para media jurnalis serta para undangan yang hadir. (Kominfo/fz,yda,tee,tj,wk)