Melihat tanaman tebu yang sangat melimpah di Desa Blabak membuat BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Provinsi Jawa Timur mengadakan pelatihan penerapan model pertanian Bioindustri Berbasis tebu kepada masyarakat Desa Blabak Kecamatan Kandat.
Dalam kurun waktu ± 1,5 tahun sudah nampak hasil dari pelatihan tersebut Salah satu bentuk keberhasilan yang dirasakan oleh warga Desa Blabak yaitu adanya cara menanam tebu tumpangsari dengan bawang merah dan kedelai.
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari system tumpangsari tersebut hari ini Sabtu (04/6) BPTP Provinsi Jawa Timur mengadakan kegiatan Temu Lapang Budidaya Tebu Tumpang Sari Dengan Bawang Merah dan Kedelai di area persawahan Desa Blabak Kecamatan Kandat. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh warga Desa Blabak yang berprofesi sebagai petani.
Pada acara tersebut BPTP Provinsi Jawa Timur membuka sesi tanya jawab antara petani dengan dinas terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kediri.
Kepala Balai BPTP Provinsi Jawa Timur dr. Ir. Tri Sudaryono, MS mengatakan melalui tanya jawab diharapkan para petani bisa memiliki pengetahuan yang lebih tentang system tumpangsari dan sesegera mungkin petani yang lain ikut menanam dengan system tumpangsari.
Jangka waktu untuk panen tebu cukup lama sampai 10 hingga 11 bulan, namun dengan system tumpangsari sambil menunggu panen tebu petani bisa memanen Bawang merah terlebih dahulu atau kedelainya dahulu. Jadi dalam kurun waktu satu tahun bisa panen sampai 2 kali. Terang Tri Sudaryono.
Tri Sudaryono menambahkan selain pelatihan kepada Petani kami juga memberikan pelatihan kepada KWT (Kelompok Wanita Tani) Melati Desa Blabak Kecamatan Kandat. Tujuan pelatihan tersebut agar masyarakat semakin kreatif memanfaatkan hasil panen menjadi produk UMKM yang bernilai jual tinggi. Tidak berhenti disitu saja pengolahan limbah agar berguna untuk kehidupan sehari-hari juga telah kami lakukan yaitu membuat Biogas, dan Pupuk oraganik.
Ibu Ida Wati Ketua KWT Melati Desa Blabak mengatakan berkat pelatihan dari BPTP Provinsi Jawa Timur Tebu yang pada dasarnya adalah bahan dasar membuat gula dikreasikan menjadi berbagai produk jajanan yang mampu menggoyang lidah konsumen. Bukan itu saja ada gula merah koin, gula merah pasiran dan kecap manis juga berhasil diproduksi oleh Ibu-ibu KWT tersebut.
Terimakasih saya sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Kediri dan BPTP Provinsi Jatim, dengan pelatihan ini perekonomian keluarga semakin meningkat dan keterampilan kami mengolah makanan juga semakin terasah. Ujar Ida
Sambutan Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kediri Sugeng Waluyo. SP.MMÂ mengatakan Kabupaten Kediri sangat potensi untuk tanaman tebu.
Tanaman tebu rakyat di Kabupaten Kediri sekitar 22.000 Ha untuk memenuhi kebutuhan di 4 Pabrik Gula yaitu PG Ngadirejo, PG. Pesantren Baru, PG Meritjan dan PG Lestari. Kualitas tebu di Kabupaten Kediri juga sangat bagus memiliki rendemen rata-rata 8,62 %. Terang Sugeng Waluyo
Saya sampaikan terima kasih kepada BPTP Provinsi Jawa Timur atas inovasi dan kreasinya dimana pada hari ini telah digelar acara temu lapang. Tutur Sugeng Waluyo
Mudah-mudahan bisa menjadi acuan bagi para petani sehingga para petani mendapatkan penghasilan tambahan dan tebunya tidak berkurang kualitasnya.
Jika system ini bisa berjalan lancar dan sukses maka pemerintah akan mensosialisasikan kepada para petani yang lain di Kabupaten Kediri. Tambah Sugeng Waluyo (Kominfo).