Kabupaten Kediri Kehilangan salah satu sosok maestro seniman tradisional, mbah Kandar namannya. Beliau adalah seoranga dalang wayang Mbah Gandrung dari dusun Ngasinan Desa Pagung Kecamatan Semen. Beliau wafat hari Jum’at pagi diusia 90 tahun dengan meninggalkan seorang isteri bernama Markamah 4 orang anak, 10 cucu dan 2 canggah. Kepergiannya juga mengundang duka bagi Ibu Bupati Kediri dr. Hj Haryanti Sutrisno dan seluruh Masyarakat Kabupaten Kediri.
Kesedihan nampak pada keluarga mbah Kandar saat kami berkunjung dirumah duka (24/9). Begitu masuk rumah sederhana itu kami disambut dengan ramah oleh keluarga mbah Kandar. Tampak pula sebingkai kenangan yang tetap kokoh walaupun sang maestro sudah tiada yaitu sebuah penghargaan dari Pemerintah berkat apa yang telah dicapai Mbah Kandar.
Semua anak-anak dan cucunya berkumpul untuk ikut mendoakan kepergian sang maestro seni wayang Mbah Gandrung ini. walaupun sudah meninggal tapi hasil yang telah dicapai akan tetap selalu dikenang.
Berkat prestasi, pengabdian dan kecintaan yang luar biasa dalam melestarikan dan mengembangkan Seni Tradisi pada tahun 2007 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan penghargaan sebagai seorang Seniman Senior (Maestro).
Menurut Kurdi anak Ke 3 Mbah Kandar Awal mula menjadi seorang dalang pada tahun 1979, saat itu beliau sedang berada disawah tiba-tiba mbah Lamidi datang dan menyuruhnya untuk mendalang. Karena sudah merupakan pilihan mau tidak mau mbah kandar harus melakukan profesi barunya sebagai dalang. Tanpa bakat dan persiapan apapun saat mendalang banyak sekali kesalahan yang membuat para penonton tertawa terbahak-bahak.
Seperti mendapat wasiat dan mimpi, penampilan berkutnya saat itu mbah Kandar mengaku bisa langsung hafal dengan sendirinya lakon-lakon serta peran yang akan dimainkan dan hafal pula tokoh-tokoh wayang mbah Gandrung yang dalam satu kotak ada 40 buah wayang kayu. Mbah kandar merupakan dalang ke 6 dari keseluruhan dalang yang merupakan pilihan. Mbah Kandar sudah pernah mendalang di daerah Kecamatan Kras, Ngadiluwih, Banyakan, Tarokan serta Kota Kediri.
Kepribadian Mbah Kandar menurut sang isteri Mbah Markamah, beliau itu orangnya sangat sabar, sederhana, santun, suka sekali mendidik dan meberikan wawasan kepada anak-anaknya. Selama ini saya hanya berdua hidup dirumah sederhana ini, karena anak-anak semuanya sudah berkeluarga.
Dengan bangganya mbah markamah bilang mbah Kandar juga pernah salaman (berjabat tangan) dengan bapak presiden Susilo Bambang Yudoyono saat menerima pengghargaan. Itu kenangan yang tidak mungkin terlupakan, kenang Mbah Markamah.(Kominfo)