Gerobak Baca adalah salah satu program yang diadakan oleh Taman Baca Masyarakat Gelaran Buku Jambu Daar El Fikr Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.
Dalam suatu kesempatan, Agus Joko Susilo Kepala Desa Jambu mengatakan Taman Baca Masyarakat (TBM) ini bertujuan untuk membangkitkan minat baca bagi kalangan masyarakat utamanya para pelajar.
“Sejak 6 tahun yang lalu TBM ini berdiri dan sampai sekarang mereka tetap berikhtiar untuk mengkampanyekan bahwa semua berhak cerdas dan hak buku untuk semua.” Kata Agus panggilan akrabnya.
“Sudah banyak program yang pernah di lakukan oleh TBM tersebut mulai dari Tadarus Sastra tiap Minggu, penerbitan buku dan ekonomi mandiri.” Terang Agus.
“Salah satu pengurus Akhmad Iwan Susilo bersama remaja Desa Jambu menghidupi serta terus berdinamika dan tetap berihtiar supaya TBM Jambu ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar khususnya para remajanya. Karena dari sinilah bakat-bakat terpendam bisa di tampilkan ke khalayak umum.” Kata Akhmad Iwan S.
“Senin, 1 Maret 2010 adalah hari besejarah bagi kami dimana pada hari itu telah berdiri TBM Gelaran Buku Daar El Fikr.” tegas Iwan sambil tersenyum lebar.
“Lebih lanjut Iwan mengatakan pada hari itu juga tulisan Pemuda Desa Jambu yang masih duduk di bangku MTs Miftahul Huda di kumpulkan jadi satu, untuk di jadikan sebuah buku dan di bedah oleh Mas Tauhid Wijaya dari Radar Kediri dan Muhidin M. Dahlan dari Yayasan Indonesia Buku Jogja.” Kata Iwan dengan bangga.
“Meskipun yang diangkat adalah hal sepele yaitu keseharian dari ibu-ibu mereka, mulai dari bangun tidur hingga larut malam. Hebatnya buku yang berjudul Aku dan Ibuku tersebut di koleksi oleh Perpustakaan yang ada di negara Jepang, Belanda, Australia dan tak terkecuali Library Of Congress yang ada di Amerika.” Lanjut Iwan.
Mereka mau mengoleksi buku ini karena inilah cerita nyata dan asli yang ditulis secara jujur dan polos oleh remaja Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.
Daar El Fikr atau Rumah Belajar sejak 2 bulan yang lalu setiap hari Selasa secara rutin mengadakan Program Gerobak Baca keliling ke Sekolah SD maupun MI yang ada di Desa Jambu sendiri atau Desa sebelah.
Ada pengalaman menarik saat awal pelaksanaan Gerobak Baca keliling ke sekolah. ‘’Mas, apa mau jual bakso” tanya Tika salah satu murid SDN 1 Desa Jambu dengan polosnya.
Yaa..., Gerobak yang biasanya digunakan untuk menjual bakso ini kami sulap menjadi tempat berjajarnya buku-buku yang baik di konsumsi untuk kalangan pelajar se tingkat Sekolah Dasar.
“Sudah 3 Sekolahan yang telah kami kunjungi mulai dari SDN 1 Jambu, SDN 2 Jambu dan selanjutnya SD. NU Sekaran Kayen Kidul.” Kata Iwan.
“Rencana kedepannya Gerobak Baca ini tidak ditujukan hanya untuk pelajar namun juga untuk Ibu-ibu rumah tangga serta Bapak-bapak yang biasanya nongkrong di warung, namun saat ini kita memang belum sampai ke level tersebut.” Jelas Iwan.
Untuk menarik minat baca para siswa SD, kami harus memiliki strategi agar mereka tergerak hatinya. Seperti Permainan Ular Tangga dengan lebar 4 X 5 meter, sengaja0 kami gelar untuk menarik murid-murid agar berkunjung ke Gerobak Baca yang kami taruh di halaman sekolah.
“Biasanya setelah permainan selesai mereka capek dan duduk menikmati buku yang kami suguhkan. Gerobak Baca sendiri mulai dibuka pada jam istirahat sampai bel masuk berbunyi agar tidak mengganggu jam pelajaran sekolah.” Terang Iwan.
Selain berkeliling ke sekolah kami pada Tanggal 1 Agustus 2016 mendapat stand Pemeran untuk mengisi Pekan Budaya selama 1 Minggu di Simpang Lima Gumul. Lokasi tepatnya berada di depan Stand Kampung Panji. Gerobak dan buku-buku kami suguhkan untuk para pengunjung.
Pada kesempatan tersebut Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno sempat mampir ke stand Gerobak Baca yang kami jaga, Beliau berpesan "Jangan patah semangat, kami membutuhkan pemuda- pemuda yang selalu berjuang dan peduli kepada kemajuan dan kecerdasan warga Kabupaten Kediri, terkhusus Desa Jambu.”
"Jarang ada pemuda yang mau berbuat seperti ini. Tolong dilanjutkan dan selalu mengikuti perkembangan jaman". Pesan Ibu Bupati.
“Meskipun terkadang hujan namun tak menyulutkan para pengunjung lainya untuk mampir ke stand kami. Bahkan setiap stand Gerobak Baca dibuka para pengunjung selalu menyempatkan diri menikmati buku yang telah kami jajar dengan rapi. Setiap harinya jumlah pengunjung Pekan Budaya menembus angka 15 ribu orang.” Tutur Iwan.
“Namun sangat disayangkan dari sekian banyak pengunjung yang mampir ke stand Gerobak Baca, masih tak lebih dari 50 orang/perhari. Ini membuktikan bahwa tingkat Budaya Baca masyarakat kita masih rendah. Sehingga sangat perlu adanya kerja keras dan kerja sosial yang bila diukur oleh materi tak pernah nampak.” Terang Iwan.
Penulis: Wasis Widodo
Karang Taruna Desa Jambu
Pelatihan Jurnalistik Angkatan 3 Tahun 2016