Desa Papar, Kecamatan Papar adalah salah satu pemenang Anugerah Desa 2016 yang digelar Pemkab Kediri pada Desember 2016 lalu. Berkat program bokashi dan dampaknya terhadap hasil pertanian dan perekonomian warga, Desa Papar berhasil meraih Anugerah Desa 2016 Kategori Pertanian.
Ditemui di Kantor Desa Papar, Pj. Kades Papar Sarmuji mengatakan bahwa bokashi adalah metode pengomposan bahan organik dengan sistem fermentasi. Berawal di tahun 2010 ketika Desa Papar mendapat bantuan ternak sapi, muncul gagasan untuk mengolah limbah ternak tersebut menjadi pupuk.
“Selain untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia, kami berharap bokashi dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Terlebih Dusun Bulurejo tempat kandang ternak itu berada merupakan daerah rawan banjir, pengolahan limbah tentu dapat meminimalisir pencemaran lingkungan,” terang Sarmuji.
Tidak hanya dari ternak bantuan, bahan baku limbah juga berasal dari ternak milik warga dusun sekitar, yakni Dusun Bulurejo, Dusun Jenggotan dan Dusun Tawangrejo. Limbah dikumpulkan di bank sampah yang telah disediakan kemudian dibawa ke pusat pengolahan bokashi.
Proses diawali dengan mengeringkan limbah, kemudian dicampur dengan kompos, abu sekam, kapur pertanian serta dekomposer, yakni mikrobia untuk mempercepat proses fermentasi.
Campuran tersebut dibalik seminggu sekali agar kering. Proses fermentasi sampai dengan selesai membutuhkan waktu sekitar 20 hari, dilanjutkan dengan penggilingan dan pengemasan. Sekali proses pengolahan sampai dengan penggilingan menghasilkan sekitar 2 ton pupuk, yang kemudian dikemas 40kg per karung. Satu karung pupuk dijual dengan harga Rp. 25 ribu.
Awalnya bukan hal mudah untuk meyakinkan petani agar menggunakan pupuk hasil bokashi. Mereka baru yakin setelah aparat Desa Papar dan para tenaga penyuluh gencar mensosialisasikan serta mempraktekkan dan warga mengetahui sendiri hasilnya.
Salah satunya Hamid yang menceritakan dengan menggunakan bokashi, jagung yang ia tanam cepat tumbuh, lebih berbobot dan tidak mudah kena penyakit. “Secara kuantitas juga meningkat, Mas. Jika sebelumnya menghasilkan 5 - 7 ton/hektar, dengan bokashi menjadi 10ton/hektar. Harga pupuk lebih murah, pemakaian lebih hemat, hasilnya pun lebih baik”, jelas Hamid.
Selain memperbaiki struktur tanah, bokashi juga meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh karena itu, saat ini pupuk hasil bokashi tidak hanya dimanfaatkan anggota poktan, namun juga digunakan oleh petani-petanidi luar Desa Papar. Ke depan diharapkan makin banyak produksi tanaman yang dihasilkan dari pemakaian pupuk bokashi.