Saat ini agen sosial yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial lebih didominasi oleh televisi, media sosial dan video games, bukan lagi pada keluarga dan sekolah. Hal ini menandakan bahwa budaya kekinian teknologi digital turut memberi sumbangan besar terhadap perkembangan anak.
Berpijak dari keprihatinan diatas Novi Nitya Santi, S.Pd, M.Psi dan Abdian Asgi Sukmana, S.Pd., M.Or dari Universitas Nusantara PGRI bekerjasama teman – teman Komunitas Pedagang Online Pare (K-POP) dan Pemuda Pare Aksi Peduli (PPAP) menggelar festival Permainan Tradisional Nusantara, Minggu (26/2) di Car Free Day Pare. Tepatnya berlokasi di depan Bank Mandiri Jl. PB Sudirman Pare.
Dalam festival tersebut jenis lomba permainan tradisional yang dilombakan antara lain egrang, bakiak, tarik tambang dan gobak sodor.
Novi menjelaskan bahwa tujuan diadakan festival ini adalah mengenalkan mainan tradisional yang telah dan hampir punah di masyarakat.ÂÂ “Padahal disadari atau tidak, semua permainan tradisional tersebut merupakan ciri khas bangsa.” Katanya.
Festival yang diadakan hari ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat di Kabupaten Kediri, dilihat dari jumlah peserta. Tarik tambang berjumlah 36 peserta, egrang 10 peserta dan bakiak 12 grup dengan masing-masing grup berjumlah 3 orang.
Seperti yang telah diketahui bahwa perolehan kemampuan sosial anak dari agen perubahan yang serba instan dan kurang memperhatikan nilai – nilai edukasi akan mengarah kepada terbentuknya jiwa sosial yang juga instan.
“Harapan terbesar saya anak – anak dan masyarakat di Kabupaten Kediri mau melestarikan olahraga tradisional nuisantara yang identik dengan kerjasama dan mewujudkan sikap saling menghargai” ujar Novi menutup pembicaraan dengan tim dari Kominfo pagi ini. (Kominfo).