"Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, mengasah kemampuan dan pengalaman para guru SD terkait perubahan kurikulum ini. Harapannnya kedepan dengan adanya kegiatan pendampingan ini semoga secara kemampuan dan secara kualitas dapat segera menyesuaikan dengan kurikulum tersebut.” Demikian petikan sambutan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Subur Widono, saat acara Penutupan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Kediri.
Acara tersebut digelar di Convension Hall, Simpang Lima Gumul, Kamis (30/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno dan seluruh kepala sekolah serta guru SD Se-Kabupaten Kediri.
Ditambahkan oleh Subur, kegiatan pendampingan tersebut sudah berlangsung selama 3 bulan mulai Bulan September 2017. Jumlah peserta tercatat sebanyak 1.180 terdiri dari kepala sekolah dan guru SD Se-Kabupaten Kediri. Dimana melibatkan pendamping yang berasal dari Tim Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
“Guru-guru yang telah mendapatkan pendampingan untuk segera merubah mindset dan cara mengajarnya. Dimana kurikulum lama guru sebagai pengajar memberikan metode pembelajaran sarana komunikasi satu arah saja. Tetapi dengan kurikulum 2013 (K’13), guru menjadi fasilitator yang bisa mendampingi anak-anak dengan model komunikasi dua arah yaitu membiarkan anak yang lebih aktif dalam belajar saat disekolah.” Terang Subur.
“Selama pendampingan kami memberikan wawasan bagaimana cara guru mengajar dengan K’13, pertama-tama guru mengajar didalam kelas kemudian anak-anak diajak keluar untuk mengimplemasikan pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dengan lingkungan sekitarnya.” Tambahnya.
Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno dalam kesempatan ini berpesan kepada pendidik dengan adanya perubahan kurikulum jenjang SD ini, saya harapkan guru harus segera menyesuaikan diri dengan situasi saat ini. Salah satunya adalah meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.
“Tahun ini saya juga berkesempatan mengajar di SD Simbar Lor, Plosoklaten dan metode mengajar saya ajak diskusi dua arah dan berada di luar kelas. Yang menarik, ketika saya bertanya tanaman kacang yang dimakan apanya? Anak-anak menjawab buahnya. Padahal kan akarnya.” Jelasnya.
“Melihat dari dekat memang dunia pendidikan saat ini telah menuntut pendidik meningkatkan wawasan, teknologi, serta upgrade kompetensinya. Metode komunikasi dua arah akan memberikan siswa berani berekspresi, berpartisipasi aktif dan merangsang pola berpikir siswa.” Terangnya.
“Dengan langsung terjun mengenal lingkungan anak-anak akan semakin peduli dan mencintai terhadap lingkungan sekitarnya. Yang terpenting adalah bagaimana merubah mindset seorang guru yang awalnya sebagai narasumber utama dalam mengajar yaitu guru berbicara murid mendengarkan komunikasi satu arah, akan tetapi sekarang guru adalah fasilitator dalam proses belajar mengajar. Kalau para guru ini masih merasa kurang ilmunya dalam mengajar gunakan 20% dari uang sertifikasi harus digunakan untuk meningkatkan mutu dan kemampuan.” Tandasnya.
Ingin melihat hasil dari pendampingan guru selama 3 bulan tersebut Bupati Kediri memanggil beberapa guru untuk maju kedepan dan mempresentasikan inti dari kegiatan pendampingan tersebut. Guru SD Plosolor Kec. Plosoklaten dengan lancar menerangkan bagaimana mengajar dengan K’13 ini. Disampaikannya poin utama adalah bagaimana cara memberikan tindakan kepada anak ÂÂ tidak hanya abstrak saja tetapi juga kongkrit contohnya setelah mengajar didalam kelas anak diajak keluar untuk melihat hal diajarkan tersebut.