Pemkab Kediri melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Benih Dinas Pertanian melaksanakan penanaman padi yang hasil panennya akan difungsikan sebagai benih unggul. Kegiatan ini dilaksanakan di Demplot UPTD Benih Disperta Pemkab Kediri, Kelurahan Pare, Kecamatan Pare, Kamis (14/4).
Proses penanaman menggunakan Mesin Penanam Padi Otomatis (transplanter) bantuan Kementrian Pertanian tahun 2015. Hadir dalam kesempatan ini Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno, Kepala Dinas Pertanian, Ir. Widodo Imam Santoso, MBA, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Drh. Sri Suparmi, MM, Kepala Dinas Kominfo, Ir. Adi Suwignyo, MSi. Selain itu juga hadir perwakilan Kelompok Tani Kabupaten Kediri dan Himpunan Petani Penangkar Benih Kabupaten Kediri.
Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno, mengatakan penanaman benih padi ini merupakan salah satu upaya pertanian Bumi Panji Kediri menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Yakni ketersediaan bibit unggul yang tersertifikat dan asli produk Kabupaten Kediri.
“Alhamdulillah adanya UPTD Benih ini telah dapat menghasilkan benih yang sudah tersertifikasi. Semoga ini menjadi penambah keunggulan daya saing kita dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.” Jelas Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
Selain ketercukupan benih, Bupati Haryanti juga mengintruksikan penggunaan anggaran APBD mengarah kepada skala prioritas. Terutama sektor pertanian agar alokasi anggaran diutamakan pada infrastruktur pertanian dan semaksimal mungkin untuk perbaikan kesejahteraan petani.
“Sesuai nawacita dari Presiden Jokowi akan swasembada pangan terutama beras. Oleh Karena pemerintah pusat dan daerah sudah semangat memajukan pertanian, mari petani bangkit bersama dan merapatkan barisan membangun kemandirian pangan.” Kata dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
Dirinya kembali menambahkan, adanya swasembada tidak hanya terkonsentrasi pada capaian peningkatan produksi padi saja. Namun juga menyentuh aspek kemudahan akses pemasaran padi yang pada akhirnya tingkatkan harga jual yag diterima petani dan menghindari praktek merugikan para tengkulak.
“Karena itulah saya mengintruksikan Dinas Kominfo untuk terus membantu menyampaikan informasi melalui aplikasi internet. Tujuannya, petani akhirnya dapat menghindari tengkulak dan mengetahui harus jual ke pasar mana agar harganya lebih baik.” Imbuh dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
“Selain itu juga petani yang teredukasi internet dapat belajar bagaimana sistem bertani yang baik. Misalnya akan mengembangkan pertanian organik. Pasarnya sangat bagus untuk pertanian organik, harganya juga lebih bagus. Bisa juga belajar sistem pertanian dari daerah maju di internet.” Papar dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
Kepala Dinas Pertanian Widodo Imam S, menerangkan benih padi yang dihasilkan dari penanaman di UPTD Benih Disperta ini memiliki keunggulan sudah tersertifikasi dari Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSP). Selain itu juga karena dihasilkan dari tanah Bumi Panji Kediri, membuat benih sudah sesuai dengan agroklimatisasi daerah Kabupaten Kediri.
“Benih kita sudah Tersertifikasi BPSP, teruji 85 persen daya tumbuhnya. Jadi terbukti bibit unggul. Agroklimatisasinya juga sesuai dengan Kediri. tidak seperti tahun 2013 lalu saat benih bukan dari Kediri akhirnya petani malah panennya anjlok. Karena Agroklimatisasinya tidak cocok.” Tutur Widodo sembari menjelaskan produk benih dari UPTD Benih Pemkab Kediri dijual seharga Rp.6.420,- Per Kg. (Kominfo)