Siapa yang tidak tahu belimbing? Buah kaya manfaat ini banyak kita jumpai di pasar tradisional dan supermarket. Paduan rasanya yang asam, manis dan segar juga jadi pilihan untuk diolah menjadi beragam makanan, seperti jus, keripik, dodol atau manisan.
Salah satu penghasil buah belimbing di Kabupaten Kediri adalah Dusun Tulungrejo, Desa Karangrejo, Kecamatan Kandat. Sejauh mata memandang, tampak pohon-pohon belimbing ditanam di pekarangan rumah warga. Tak hanya satu atau dua pohon, beberapa warga menanam hingga puluhan pohon belimbing.
Winda Wulandari adalah salah seorang warga Dusun Tulungrejo yang juga memanfaatkan pekarangannya untuk ditanami belimbing. Bahkan sejak tahun 2011, bersama suaminya Makrus, Winda menjadikan belimbing sebagai sumber mata pencaharian. Selain di pekarangan, terdapat 30 pohon belimbing di lahan belakang rumah seluas 200ru.
“Menanam belimbing sangatlah mudah dan menghasilkan. Sekali tanam bisa sampai puluhan tahun, mbak,” jelas perempuan 37 tahun ini. Menurutnya, pencegahan hama juga tidak sulit. Buah belimbing harus dibungkus plastik sejak ukurannya kecil agar tidak terkena hama.
“Kalau ingin buahnya besar, jika dalam satu tandan ada lima buah, petik dua belimbing. Jadi tiga belimbing yang tersisa dapat tumbuh besar,” lanjut ibu dua anak tersebut kepada Kominfo (7/2).
Dari puluhan pohon itu Winda dapat memanen seminggu sekali. Sekali panen bisa menghasilkan sekitar 400 kg belimbing. Tidak hanya dipasarkan di wilayah Kediri dan sekitarnya, Winda juga mengirim belimbing-belimbing tersebut ke Bandung dan Jakarta. Setiap pengiriman ia sanggup mengirim 1 ton belimbing dengan harga 5000 – 6.500 rupiah/kg. Untuk membantunya, saat ini Winda mempekerjakan 10 orang karyawan dari warga sekitar.
“Alhamdulillah, hasil dari berdagang belimbing ini bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Saya juga bersyukur dengan usaha ini bisa ikut membuka lapangan pekerjaan,” kata Winda dengan tersenyum. (Kominfo)