Quantcast
Channel: Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Kediri
Viewing all 3253 articles
Browse latest View live

Si Montok, Manis dan Berisi Asli Kabupaten Kediri

$
0
0

Kabupaten Kediri yang memiliki banyak sejarah dan sentra produksi bermacam makanan dari UMKM hingga hasil pertanian dan peternakan.

Musim kemarau kemarin merupakan berkah bagi petani di lereng Gunung Wilis. Terutama Petani Buah yang khas montok, kuning kemerahan, berisi, berukuran sedang dan bau harum yang khas menggoda siapa saja untuk mencicipi. Orang biasa menyebut Mangga Podang Bokong Abang, Podang Urang atau Podang Gunung.

mangga1

Jenis mangga ini hanya dihasilkan oleh petani Lereng Gunung Wilis, yang saat ini memenuhi pasar buah dan pedagang kaki lima, di setiap sudut Kabupaten dan Kota Kediri.

Salah satu daerah penghasil buah ini adalah Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Mangga Podang tersebut berasal dari petani yang berada di Lereng Gunung Wilis. Di antaranya, Desa Tiron, Desa Parang, Desa Kalipang Kecamatan Grogol dan daerah sekitarnya.

mangga2

Kemunculannya sangat dinanti, menurut salah satu penjual buah yaitu Ibu Karmiyati (60) asli warga Banyakan Kabupaten Kediri, Selasa 29 November 2016.

"Saya sudah menjadi pedagang buah sejak tahun 1977 sampai sekarang. Buah ini berbuah pada bulan September sampai Pebruari. Namun tahun ini memang sedikit menurun karena musim hujan yang datang lebih awal". kata Kasmiyati.

Walaupun demikian buah Mangga Podang yang datang tidak pernah telat. Harganya cukup murah dengan kisaran Rp. 6000 – 7000 per kilogram. Pembelian dari petani dengan harga Rp. 3000 – 5000 per kilogram.“Dari berjualan mangga Podang ini hasil yang terkumpul per hari Rp. 100.000,” kata Ibu dengan 4 anak dan 11 cucu ini.

mangga3

Lebih lanjut dikatakan dengan hasil penjualan Mangga Podang Gunung kami bisa menyekolahkan anak-anak hingga jenjang perkuliahan. Katanya dengan bangga.

Pemasarannya tidak hanya mencakup pasar lokal tetapi sudah merambah pasar nasional. “Setiap musim panen tiba sudah banyak distributor dari luar Daerah Kediri membeli untuk dipasarkan keluar Daerah Kediri bahkan keluar Pulau Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan,” tutur Bu Karmiyati.

Tidak sulit untuk menemukan lokasi penjualan Mangga Podang di Banyakan. Jika anda hendak menuju ke Kabupaten Kediri dari arah Nganjuk, maka anda akan menemukan deretan penjual Mangga Podang di Jalan Raya Banyakan.

mangga4

“Para pedagang berjualan mulai pukul 05.00 wib pagi hingga 19.00 WIB,” kata Bu Karmiyati. Penikmat Buah Khas Kabupaten Kediri ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Kediri saja tapi masyarakat luar kota juga ikut menikmati.

Melihat potensi Mangga Podang ini Pemerintah Kabupaten Kediri menjadikan buah ini sebagai potensi wisata di Kabupaten Kediri dan Buah Unggulan Asli Kabupatebln Kediri. Selain dikonsumsi langsung buah ini juga bisa diolah menjadi manisan dan kripik mangga podang.

Tugas Kelompok 2 Jurnalistik Karang Taruna Angkatan 3

1. Koordinator DANIEL EFFENDI
2. Ketua ZAINAL MUSTOFA
3. Sekretaris ESTIN WIDYANINGSIH
4. TIKA NAFISATU R
5. M. MUSTOFA
6. ARISKA APRILIA
7. M. SYAHRUL YUSUF
8. M. IRHASON
9. M. WAHYU DIAN PRATAMA
10. SATRIA ADE NUGROHO
11. DANNY PRANOTO PUTRO
12. ABIDATUL KHOIRIYAH
13. AHMAD NIZAR


Sehat dengan Ramuan Herbal Khas Bumi Panji

$
0
0

Tahukah anda bahwa Bumi Panji ‘’Kediri’’ memiliki kualifikasi terbaik tanaman herbal? ‘’Gemah Ripah Loh Jinawi’’ klausa jawa yang sering kita dengar untuk melukiskan betapa kaya alam ”Indonesia’’. Salah satu kekayaan tersebut berada di wilayah Kabupaten Kediri.

jamu1

‘’Parang’’ merupakan nama dari sebuah Desa di Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri yang mampu menghasilkan tanaman berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit secara herbal.

Diawali oleh Suparno (52 tahun) yang telah memulai budidaya tanaman empon-empon sejak tahun 1995, kini Parang menjadi mampu merubah wajah desa yang semula biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

Laki-laki paruh baya tersebut adalah penggiat sekaligus pelopor utama budidaya tanaman empon-empon yang kemudian dikemas menjadi ramuan herbal dengan label ‘’Jamu Godhog’’.

jamu2

Suparno mengatakan bahwa kita telah mengetahui empon-empon merupakan embrio ramuan herbal turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Akhirnya saya dan warga Dusun Purut yang saat itu memiliki ide membudidayakan tanaman empon-empon.

Dengan kegigihannya untuk mengembangkan tanaman tersebut, selama 5 tahun berturut-turut terhitung sejak tahun 1996-2001 berhasil menyabet gelar sebagai pemuda pelopor. Selanjutnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) turut memperhatikan perkembangan tanaman empon-empon di Kabupaten Kediri. Jelas Suparno

Pada tahun 1997, warga Dusun Purut Desa Parang kini banyak yang memiliki home industri yang bergerak dibidang pembuatan jamu Godhog Tradisional. Dulunya dilakukan olehnya sendiri, kini di Parang ada sekitar 30 home industri yang sudah memilili IRT sekitar 7 home industri.

jamu3

Rata-rata masyarakat menanam tanaman empon-empon. Terdapat sekitar 300 hektar lahan warga Desa Parang dipenuhi dengan tanaman berkhasiat tersebut. Kata Suparno

Lebih lanjut dikatakan proses dalam pembuatan jamu tersebut dimulai dari menanam tanaman dilahan warga desa sendiri. Proses selanjutnya pemotongan atau dirajang tipis, pengeringan setelah tanaman tersebut sudah dipanen.

Setelah itu diracik dan dikemas semenarik mungkin. Sifatnya yang tradisional membuat tanaman ini digemari konsumen yang menyukai produk herbal.

Sejalan dengan hal tersebut, memiliki pengaruh tersendiri bagi penghasilan masyarakat. kini dari hasil priduksi jamu hetbal tradisional bisa meraup omset sekitar Rp 10 Juta setiap bulannya.

Selain itu, dengan adanya Home Industri empon – empon, ternyata dapat menyerap begitu banyak tenaga kerja di Dusun Purut Desa Parang. Sehingga secara tidak langsung perekonomian masyarakat juga ikut mengalami peningkatan. Akhirnya juga berimbas pada kualitas pendidikan generasi Desa Parang. Dan Masyarakat juga banyak mengikuti langkahnya.

jamu4

Laki-laki yang pernah bertemu dengan bapak BJ Habiebie (Presiden ke-3 RI) telah sukses membuat warga Desa Parang berkata tidak pada ‘’Pengangguran’’ dengan kata lain warga Desa Parang memiliki usaha yang produktif dibidang pengembangan usaha budidaya tanaman herbal tersebut hingga pemasarannya.

Kerjasama juga telah dilakukan dengan instansi terkait dalam upaya meningkatkan kualitas produknya. Seperti contoh bekerjasama dengan Fakultas Farmasi UNAIR yang telah mengutarakan bahwa tanaman obat terbaik ada di wilayah Kabupaten Kediri.

Jamu tradisional ini bukan hanya dikenalkan diwilayah Kabupaten Kediri saja, tapi juga telah menguasai wilayah di Pulau Jawa, bahkan hingga Kalimantan dan Sumatera.

Jamu tradisional merupakan alternatif lain sebagai penganti obat – obatan kimia terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah yang fasilitas kesehatannya masih minim.

Harga jamu seduh racikan ini cukup terjangkau, hanya dengan Rp 35.000 kita sudah bisa membawa pulang 30 bungkus jamu yang memiliki berbagai macam khasiat. Dalam satu kemasan jamu seduh produksi parang ini terdiri dari 15 macam komposisi berikut : 1. Doro Putih 2. Secang 3. Kalitus 4. Akar alang - alang 5. Kunyit 6. Kayu Ulet 7. Mauni 8. Suguh Angin 9. Sambiroto 10. Srenggani 11. Temu Lawak 12. Kedawung 13. Tapak liman 14. Kayu putih 15. Temu giring

Cara mengkonsumsinya juga mudah, cukup rebus satu kemasan jamu yang terdiri dari 15 macam racikan ini dengan air mendidih, kemudian angkat. Setelah air menjadi hangat minum air hasil rebusan tersebut sehari satu gelas (Bisa tambahkan madu selera).

Ada berbagai macam khasiat yang dimiliki jamu ini, selain untuk mejaga kesehatan dan pencegahan penyakit, juga bisa membantu pengobatan kencing manis,. darah tinggi, sakit pinggang, pegel linu, reumatik, lambung, penyakit kulit, menambah nafsu makan, dan baik juga untuk menjaga stamina pekerja berat serta olahragawan.

jamu5

Namun demikian, terdapat kendala dalam menjalankan usaha tersebut, seperti pencarian bahan baku dimana dari 15 bahan racikan, ada 1 bahan baku yang didatangkan dari kota lain. Yaitu kayu secang dari Madiun dan Ponorogo.

Info penting bahwa Home industri di Parang masih menerima pasokan empon – empon lokal dalam jumlah besar karena seringnya terkendala dengan pengadaan bahan baku. Jika ingin bekerja sama, atau membutuhkan informasi lebih lanjut bisa menghubungi Bapak. Suparno di nomor Hp. 08123187636 / 085790992742.

Tugas Karang Taruna Kelompok 3 Jurnalustik Angkatan 3 Tahun 2016

1. KETUA MUHWMMAD FAUZI

2. SEKRETARIS RINI SUSANTI

3. EDITOR DIAN ROSIANA

4. KAMERAMEN MOH.EDI KURNIAWAN

5. KAMERAMEN EKIK RINTANG TAFIKSA

6. REPORTER MAHARANI LAILI F

7. EDO OCTHA NUGRAHA

8. MAHMAD ALVAN NIKMAL M

9. MIFTAKUL JANNAH

10.RETNO PRIHATININGSIH

11.. SALMA MUNZILIA

12. M. LUTFI ADITYA PUTRO

13. WAHYU ADI NUGROHO

14. ELA PRILIANTIKA.

Mitos Candi Gempur Desa Adan-Adan Gurah

$
0
0

Adan-Adan adalah Desa dari Kecamatan Gurah yang letaknya paling utara sendiri atau perbatasan dengan Kecamatan Pare.

candi1

Desa Adan-Adan identik dengan Candi Gempur yang terletak di Dusun Candi Adan-Ada Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Bila ingin mengunjunggi Candi, dari Simpang Lima Gumul Kediri ke arah Pare sekitar 8 kilometer. Berhenti di pertigaan arah ke Gedung Gerakan Ahmadiyah Indonesia kiri jalan, masuk ke kiri sekitar 1,5 Kilometer. Candi ini terletak di perkebunan durian Merah milik Bapak Syamsuddin.

candi2

Menurut Syamsuddin bentuk Candi ini masih terbenam dalam tanah. Apa yang bisa dilihat dengan Candi Gempur, sekarang hanyalah beberapa komponen Batu Andesit, serta beberapa Bata Kuno yang tersebar diatas tanah perkebunan ini. Kata Syamsuddin.

Beberapa Batu Andesit tersebut memiliki ragam hias. Suluran yang indah dan tidak terlihat di Situs-Situs lain seperti di Situs Tondowonso. Ragam hias sepasang batu ini hanya seperempat bagian yang dapat dilihat dari permukaan tanah. Tutur Syamsuddin.

candi3

Lebih lanjut dikatakan "menurut cerita Kakeknya, Candi ini ada sejak 500 tahun sebelum Kerajaan Majapahit dan Kedua Batu tersebut merupakan Arca Raksasa pintu masuk Candi”. Batu tersebut merupakan Makara yang sering dijumpai pada bagian bawah tangga Candi. Kata Syamsuddin.

Hal ini di tegaskan oleh Supardi Warga Sekitar bahwa "Sepasang Batu Makara ini, pernah di gali dan diteliti oleh para Arkiolog dari Museum Mpu Tantular di tahun 1970’an dan diteliti oleh BP3 Trowulan di tahun 1990’an”.

Namun anehnya, setiap penggalian lama kelamaan bentuk Arca semakin amblas yang semula sekitar 3 meter, kini terbenam sampai 5 meter. Ada seorang warga yang pernah buang air di lokasi Candi, tiba-tiba jatuh sakit dan tidak ada obatnya, bahkan ada yang sampek gila. Terang Supadi.

candi4

Bangunan Candi ini termasuk kedalam Candi Era Kerajaan Kadhiri yang memiliki ciri khas tersendiri. Antara perpaduan Candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika dilihat dari Kalamakanya kemungkinan besar dari Era Kerajaan Kadhiri.

Penulis: Muhammad Fatkhur Rohman

Karang Taruna Desa Adan Adan Kecamatan Gurah

Kelompok 2 Jurnalistiik Angkatan 3 Tahun 2016

Gerobak Baca Tumbuhkan Budaya Membaca Siswa SD Desa Jambu

$
0
0

Gerobak Baca adalah salah satu program yang diadakan oleh Taman Baca Masyarakat Gelaran Buku Jambu Daar El Fikr Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.

Dalam suatu kesempatan, Agus Joko Susilo Kepala Desa Jambu mengatakan Taman Baca Masyarakat (TBM) ini bertujuan untuk membangkitkan minat baca bagi kalangan masyarakat utamanya para pelajar.

tbm1

“Sejak 6 tahun yang lalu TBM ini berdiri dan sampai sekarang mereka tetap berikhtiar untuk mengkampanyekan bahwa semua berhak cerdas dan hak buku untuk semua.” Kata Agus panggilan akrabnya.

“Sudah banyak program yang pernah di lakukan oleh TBM tersebut mulai dari Tadarus Sastra tiap Minggu, penerbitan buku dan ekonomi mandiri.” Terang Agus.

“Salah satu pengurus Akhmad Iwan Susilo bersama remaja Desa Jambu menghidupi serta terus berdinamika dan tetap berihtiar supaya TBM Jambu ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar khususnya para remajanya. Karena dari sinilah bakat-bakat terpendam bisa di tampilkan ke khalayak umum.” Kata Akhmad Iwan S.

tbm2

“Senin, 1 Maret 2010 adalah hari besejarah bagi kami dimana pada hari itu telah berdiri TBM Gelaran Buku Daar El Fikr.” tegas Iwan sambil tersenyum lebar.

“Lebih lanjut Iwan mengatakan pada hari itu juga tulisan Pemuda Desa Jambu yang masih duduk di bangku MTs Miftahul Huda di kumpulkan jadi satu, untuk di jadikan sebuah buku dan di bedah oleh Mas Tauhid Wijaya dari Radar Kediri dan Muhidin M. Dahlan dari Yayasan Indonesia Buku Jogja.” Kata Iwan dengan bangga.

“Meskipun yang diangkat adalah hal sepele yaitu keseharian dari ibu-ibu mereka, mulai dari bangun tidur hingga larut malam. Hebatnya buku yang berjudul Aku dan Ibuku tersebut di koleksi oleh Perpustakaan yang ada di negara Jepang, Belanda, Australia dan tak terkecuali Library Of Congress yang ada di Amerika.” Lanjut Iwan.

Mereka mau mengoleksi buku ini karena inilah cerita nyata dan asli yang ditulis secara jujur dan polos oleh remaja Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.

tbm3

Daar El Fikr atau Rumah Belajar sejak 2 bulan yang lalu setiap hari Selasa secara rutin mengadakan Program Gerobak Baca keliling ke Sekolah SD maupun MI yang ada di Desa Jambu sendiri atau Desa sebelah.

Ada pengalaman menarik saat awal pelaksanaan Gerobak Baca keliling ke sekolah. ‘’Mas, apa mau jual bakso” tanya Tika salah satu murid SDN 1 Desa Jambu dengan polosnya.

Yaa..., Gerobak yang biasanya digunakan untuk menjual bakso ini kami sulap menjadi tempat berjajarnya buku-buku yang baik di konsumsi untuk kalangan pelajar se tingkat Sekolah Dasar.

“Sudah 3 Sekolahan yang telah kami kunjungi mulai dari SDN 1 Jambu, SDN 2 Jambu dan selanjutnya SD. NU Sekaran Kayen Kidul.” Kata Iwan.

“Rencana kedepannya Gerobak Baca ini tidak ditujukan hanya untuk pelajar namun juga untuk Ibu-ibu rumah tangga serta Bapak-bapak yang biasanya nongkrong di warung, namun saat ini kita memang belum sampai ke level tersebut.” Jelas Iwan.

tbm4

Untuk menarik minat baca para siswa SD, kami harus memiliki strategi agar mereka tergerak hatinya. Seperti Permainan Ular Tangga dengan lebar 4 X 5 meter, sengaja0 kami gelar untuk menarik murid-murid agar berkunjung ke Gerobak Baca yang kami taruh di halaman sekolah.

“Biasanya setelah permainan selesai mereka capek dan duduk menikmati buku yang kami suguhkan. Gerobak Baca sendiri mulai dibuka pada jam istirahat sampai bel masuk berbunyi agar tidak mengganggu jam pelajaran sekolah.” Terang Iwan.

Selain berkeliling ke sekolah kami pada Tanggal 1 Agustus 2016 mendapat stand Pemeran untuk mengisi Pekan Budaya selama 1 Minggu di Simpang Lima Gumul. Lokasi tepatnya berada di depan Stand Kampung Panji. Gerobak dan buku-buku kami suguhkan untuk para pengunjung.

tbm5

Pada kesempatan tersebut Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno sempat mampir ke stand Gerobak Baca yang kami jaga, Beliau berpesan "Jangan patah semangat, kami membutuhkan pemuda- pemuda yang selalu berjuang dan peduli kepada kemajuan dan kecerdasan warga Kabupaten Kediri, terkhusus Desa Jambu.”

"Jarang ada pemuda yang mau berbuat seperti ini. Tolong dilanjutkan dan selalu mengikuti perkembangan jaman". Pesan Ibu Bupati.

“Meskipun terkadang hujan namun tak menyulutkan para pengunjung lainya untuk mampir ke stand kami. Bahkan setiap stand Gerobak Baca dibuka para pengunjung selalu menyempatkan diri menikmati buku yang telah kami jajar dengan rapi. Setiap harinya jumlah pengunjung Pekan Budaya menembus angka 15 ribu orang.” Tutur Iwan.

“Namun sangat disayangkan dari sekian banyak pengunjung yang mampir ke stand Gerobak Baca, masih tak lebih dari 50 orang/perhari. Ini membuktikan bahwa tingkat Budaya Baca masyarakat kita masih rendah. Sehingga sangat perlu adanya kerja keras dan kerja sosial yang bila diukur oleh materi tak pernah nampak.” Terang Iwan.

Penulis: Wasis Widodo

Karang Taruna Desa Jambu

Pelatihan Jurnalistik Angkatan 3 Tahun 2016

Pengrajin Salib Cindera Mata Gereja Puhsarang

$
0
0

Peserta pelatihan jurnalistik kelompok 1 angkatan ke 3 mengambil obyek penulisan di Wisata Religi Gereja Tua Puhsarang Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri (29/11).

Rizki salah satu anggota pelatihan jurnalistik sangat tertarik dengan souvenir atau cinderamata sebagai oleh-oleh khas kerajinan warga sekitar Puhsarang yang banyak di minati para wisatawan. Salah satunya pengrajin patung Yesus Kristus atau Nabi Isa Almasih buatan Martinus.

patung1

Martinus mengisahkan bahwa setiap hari membuat 1 sampe 2 patung disesuaikan dengan tingkat kesulitan juga besar kecilnya patung. Baik untuk pesanan maupun untuk dijual sendiri di lapak Gereja Tua Puhsarang. Terang Martinus.

Bahan untuk pembuatan patung saya pilih dari kayu Mahoni dengan panjang 1 - 2 m. Harga kita sesuaikan dengan tingkat kesulitan, besar kecil ukuran patung dan tergantung selera pemesan. Saya menjual patung tersebut dengan harga berkisar antara 200 ribu sampai satu juta rupiah. Tambah Martinus.

patung2

Bagi kaum Nasrani ada 7 hal yang dipercara atau diyakini dari Kayu Salib. Salib sebagai Pembawa Pengampunan. Salib membawa kebenaran. Salib membawa penerimaan. Salib menjadikan kita manusia baru. Salib memberikan kita kesembuhan. Salib memberikan kita berkat dan Salib membawa kekekalan. Terang Martinus.

Penulis Ahmad Riski Fitriansyah

Karang Taruna Desa Bulupasar Kecamatan Pagu

Kelompok 1 Jurnalistik Angkatan 3 tahun 2016

Awarding Anugerah Desa Memacu Kreatifitas Dan Inovasi Desa

$
0
0

(BPMPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri yang bekerjasama dengan Jawa Pos Radar Kediri menggelar acara Awarding Anugerah Desa Kabupaten Kediri tahun 2016.

anugerahdesa1

Awarding Anugerah Desa ini digelar di Gedung Convention Hall yang berada di kawasan Simpang Lima Gumul, pada hari Senin 5 Desember 2016. Para peserta Anugerah Desa ini adalah 343 Desa dan 1 Kelurahan yang ada di Kabupaten Kediri.

General Manager Jawa Pos Radar Kediri Tauhid Wijaya menjelaskan bahwa, persiapan Anugerah Desa ini sudah dimulai pada bulan April 2016 lalu. Dari 343 Desa dan 1 Kelurahan, jumlah Desa yang mengembalikan kuisioner sejumlah 215 Desa.

“Kemudian seleksi kuisioner berlangsung pada bulan Mei hingga Juni 2016, dari 215 Desa mengerucut menjadi 90 Desa dari 24 Kecamatan. Dilanjutkan dengan seleksi tahap 1 pada bulan Juli hingga September 2016 dengan 25 Desa yang lolos dari 15 Kecamatan.” Kata Tauhid.

anugerahdesa2

Seleksi Final berlangsung pada bulan Oktober 2016 dengan 20 Desa yang lolos dari 13 Kecamatan. Tim penilai Anugerah Desa 2016 ini berasal dari Tim Jawa Pos Radar Kediri, Tim BPMPD Pemerintah Kabupaten Kediri, Akademisi (Ngesti D. Prasetyo dari UB) dan TP3 Kediri (Eko Ediyono).

“Dalam Anugerah Desa 2016 ini sejatinya ada 10 kategori yang dilombakan. Akan tetapi ada 2 kategori yang tidak ada Juaranya. Hal tersebut dikarenakan belum ada desa yang mencapai atau bahkan melampaui standar yang telah kami tetapkan.” Tambah Tauhid.

Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno hadir dalam Awarding Anugerah Desa 2016. Dalam sambutannya dr. Hj. Haryanti Sutrisno menjelaskan bahwa Anugerah Desa 2016 ini bertujuan untuk menggali potensi-potensi yang ada di masing-masing desa.

“Kreatifitas dan Inovasi menjadi kata kunci serta faktor penting dalam penilaian Anugerah Desa. Awarding Anugerah Desa ini merupakan suatu kompetisi antar desa yang bertujuan untuk memacu kreatifitas dan inovasi dari masing-masing desa.” Terang dr. Hj. Haryanti Sutrisno. (Kominfo)

anugerahdesa3

Berikut daftar Juara dalam Anugerah Desa 2016:

  1. 1.Kategori Inovasi Terbaik Bidang Administrasi Masyarakat

Desa Gadungan Kecamatan Puncu

  1. 2.Kategori Inovasi Terbaik Bidang Usaha Kecil Menengah (Ukm)

Desa Dawung Kecamatan Ringinrejo

  1. 3.Kategori Inovasi Terbaik Bidang Seni Dan Budaya

Desa Karangrejo Kecamatan Kandat

  1. 4.Kategori Inovasi Pengelolaan Lingkungan

Desa Purwodadi Kecamatan Ringinrejo

  1. 5.Kategori Inovasi Terbaik Bidang Pertanian

Desa Papar Kecamatan Papar

  1. 6.Kategori Inovasi Terbaik Bidang Pengelolaan Wisata

Desa Joho Kecamatan Semen

  1. 7.Kategori Inovasi Terbaik Layanan Kesehatan

Desa Ngreco Kecamatan Kandat

  1. 8.Kategori Inovasi Pemberdayaan Perempuan

Desa Tertek Kecamatan Pare

Membumi Lewat Komunikasi dan Berdedikasi Tinggi Bagi Kejayaan Kabupaten Kediri

$
0
0

Karang Taruna merupakan wadah dimana generasi muda dapat mengasah dan mengasuh rasa kepekaan sosial kepada sekelilingnya. Karang Taruna juga merupakan wadah untuk mengembangkan gagasan ide-ide kreatifnya sejalan dengan aturan yang ada.

Sehingga penting kiranya bagi Karang Taruna memiliki kecakapan yang harus diasahnya dengan berbagai pelatihan. Termasuk juga Karang Taruna di wilayah Kabupaten Kediri.

jurnalistik1

Senin 28 Nopember 02 Desember 2016, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik angkatan ke III. Sebanyak 40 peserta berasal dari Karang Taruna dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Bukit Daun Hotel dan Resort Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.

Menurut drh.Munfarid, MM Ketua Pelaksana Pelatihan SDM di Bidang Jurnalistik menyatakan ‘’Maksud dan tujuan diadakannya pelatihan jurnalistik ini adalah untuk mengenalkan dunia jurnalistik agar tumbuh kecerdasan dan kreativitas dibidang jurnalistik dari anak-anak Karang Taruna di Kabupaten Kediri.

jurnalistik2

Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap potensi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Kediri’’.

Adapun materi yang diajarkan dalam pelatihan ini beragam. Mulai dari penjabaran potensi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Kediri, Jurnalisme di berbagai media, Fotografi, hingga praktek langsung dengan terjun ke lapangan melakukan wawancara dan menuliskan berita. Jelas Munfarid.

Hari pertama, tanggal 28 Nopember 2016, pembukaan acara dilaksanakan sekitar pukul 13.00 WIB. Dengan dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo  Kabupaten Kediri Ir. Adi Suwignya. M.Si , Ketua Dewan Pertimbangan Karang Taruna Kabupaten Kediri Rahmadi Yogiantoro, ST, Camat Semen Elok Etika. S.Sos dan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Kediri sekaligus Sekretaris TP3 Kabupaten Kediri Dr. Eko Ediono.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kediri Ir. Adi Suwignyo, M.Si dalam sambutannya mengatakan pendidikan SDM di Bidang Jurnalistik sangat penting untuk memberikan bekal kepada peserta tentang dunia jurnalistik.

Apalagi kepada Karang Taruna yang nota bene pemuda-pemudi yang nantinya memegang peran penting dalam pembangunan Kabupaten Kediri. Terang Adi Suwignyo.

jurnalistik3

Dengan karya tulis saudara maka seluruh potensi Kabupaten Kediri akan dapat tereksplore secara maksimal sehingga pada gilirannya dapat dikenal secara nasional bahkan international. Karena kita tahu bahwa saat ini era informasi sudah mengglobal dan mendunia. Imbuh Adi Suwignyo.

Untuk itu saya sangat berharap setelah pelatihan ini Karang Taruna bisa membantu secara optimal terhadap kemajuan pembangunan dan kesejahteraan Kabupaten Kediri. Jelas Adi Suwignyo.

Setelah pembukaan selesai, peserta langsung mendapatkan materi. Narasumber berasal dari orang-orang yang expert dibidangnya. Menjelang akhir pelatihan dihari pertama, peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Pembagian kelompok tersebut dimaksudkan agar peserta mudah dalam pengerjaan tugas yang sifatnya kelompok dan individu.

Pada hari kedua, setelah mendapatkan materi fotografi dan kunjungan ke Radio Andika FM untuk memperoleh materi Jurnalistik Radio sambil melihat langsung mekanisme kerjanya. Selanjutnya peserta melakukan Orientasi Lapangan dengan melaksanakan wawancara dan menulis berita di masing-masing lokasi yang telah ditentukan panitia.

jurnalistik4

Kelompok 1 terjun ke Wisata Gereja Tua Puhsarang, kelompok 2 ke Pasar Buah Banyakan, dan kelompok 3 ke Sentra Produksi Jamu Tradisionsl Dusun Purut Desa Parang Kecamatan Banyakan.

Sampai sekitar pukul 14.30 perjalanan dilanjutkan ke Magetan, tepatnya ke Telaga Sarangan dalam rangka merefresh sembari mempercantik tulisan berita para peserta.

Keesokan harinya, rombongan kembali ke Kediri pukul 11.00 WIB. Hasil berita tersebut dipresentasikan malam harinya dengan mendapatkan berbagai masukan yang membangun dari panitia sehingga berita tersebut layak dimasukkan website Pemetintah Kabupaten Kediri www.kedirikab.go.id.

Tugas kelompok maupun individu yang diberikan dimaksudkan agar para peserta mengenal lebih jauh potensi dahsyat yang ada di Kabupaten Kediri sembari mengasah life skill peserta dibidang jurnalistik.

Tibalah hari penghujung kegiatan Kepala Dinas Kominfo Ir. Adi Suwignyo. M.Si. menutup kegiatan tepat pada pukul 10.00 WIB dengan ditandai penyerahan piagam secara simbolis kepada perwakilan peserta.

Adi Suwignyo berharap setelah selesainya kegiatan tersebut, Karang Taruna dapat menjadi Citizen Jurnalism di wilayah kerja masing-masing. Yang nantinya berita tersebut akan memenuhi rubrik Citizen Jurnalism website Pemerintah Kabupaten Kediri.

Rini salah satu peserta mengatakan "Pelatihan ini cukup menarik dan merupakan hal baru bagi saya karena sebelumnya saya terbiasa menulis cerita fiksi, dan sekarang saya berkesempatan bagaimana caranya menulis sebuah berita’’, Ungkap Rini, dari Desa Purwodadi Kecamatan Ringinrejo.

jurnalistik5

Hal ini di tegaskan oleh Perwakilan Pengurus Forum Karang Taruna Kabupaten Kediri, Joko Edi yang mengatakan ‘’Kawan-kawan Karang Taruna setelah pelatihan ini harus bisa menjadi pioner jurnalis di Desa atau Kecamatan masing-masing".

Sehingga dengan karya tulisan kawan-kawan Karang Taruna yang bisa dimuat dalam website dapat membumikan nama Karang Taruna di wilayah Kabupaten Kediri. Hal itu sesuai harapan Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Karang Taruna Kabupaten Kediri Yogiantoro. Tutur Edi.

Akhirnya selesai sudah acara pelatihan tersebut, peserta kembali ke rumah masing-masing setelah makan siang.

Dian Rosiana

Karang Taruna Desa

Kelompok III Pelatihan Jurnalistik Angkatan III Tahun 2016

Monas Jawa Desa Butuh Peningglan Kolonial Belanda

$
0
0

Monas Jawa adalah sebutan warga wilayah Kabupaten Kediri bagian Selatan, untuk bangunan Cerobong Asap Pabrik Gula peninggalan Kolonial Belanda. Bangunan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1800 -an.

Mbah Meselan (90) sebagai tokoh tua Desa Butuh Kecamatan Kras Kabupaten Kediri menceritakan bahwa bangunan Monas Jawa ini merupakan cerobong asap pabrik gula peninggalan Belanda yang tertinggi di Pulau Jawa.

corongpg1

Monas Jawa memiliki luas dasar 10 X 10 m² dengan ketinggian kurang lebih 100 m . Bangunan ini diarsisteki oleh orang Belanda dan dikerjakan oleh penduduk Indonesia, yang banyak menelan korban jiwa karena jatuh dari bangunan yang dibuat dari campuran tetes, pasir, kapur dan bata merah. Tutur Maselan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Pabrik Gula ini hancur pada masa pertempuran antara Belanda dengan warga pribumi. Selain cerobong asap pabrik ini juga meninggalkan sumber air yang bernama Tengki, airnya terus menerus mengalir di pipa tanpa menggunakan suatu alat apapun. Saat ini sumber air dimanfaatkan warga sekitar untuk irigasi sawah dan mencuci.

corongpg2

Monas Jawa dan sumber air Tengki ini berada di Desa Butuh tepatnya 25 km arah selatan dari pusat Kota kediri. Tapi sangat disayangkan bangunan bersejarah ini masih belum dikenal oleh generasi muda sekarang. Terang Maselan.

Penulis : Joko Ari Prabowo

Karang Taruna Kecamatan Kras

Pelatihan Jurnalistik Kelompok 1 Angkatan 3 Tahun 2016


Hiruk Pikuk Pasar Desa dan Sumber Air Kweden

$
0
0

Desa Karangrejo memiiki tiga Dusun yaitu Tawangsari, Dlopo dan Dusun Kweden. Dusun Kweden memiliki Pasar Desa yang cukup ramai dan memiliki durasi 24 jam seperti pasar-pasar yang ada di kota.

Pada awalnya pasar ini kecil dan menempati lahan warga. Namun sejak tahun 2005, Pemerintah Desa menangani secara serius dan membangun pasar tersebut di Tanah Kas Desa.

sumberkeden1

Kebetulan lokasi pasar ini juga berdekatan dengan Sumber Air Kweden yang terkenal sangat jernih dan untuk mandi anak-anak desa. Sehingga menambah semarak Pasar Desa Kweden.

Pemerintah Desa mencanangkan Pasar Kweden harus jadi Pasar Wisata. Setelah berjalan 11 Tahun sungguh dibilang berhasil dalam memindahkan Pasar Kweden ini di dekat lokasi sumber air.

Pasar Kweden semakin ramai dan penataan sampahnya juga semakin rapi. Sekarang sudah bisa dibilang sukses karena pedagangnya sampai ada yang datang dari luar kecamatan seperti Kecamatan Kras.

Padahal di Kras sendiri juga sudah memiliki Pasar yang besar loo… kenapa dia mau berjualan di Pasar Kweden.Karena Pasar Kweden memiliki potensi yang sangat menarik dan minat para pembeli juga banyak.

sumberkeden2

Sumber Kweden berada di Desa Karangrejo Dusun Kweden jalan Masjid Gendo kurang lebih 10 menit dari pusat kota. Sumber Kweden sangat teduh dengan airnya yang sangat jernih, sering dibuat mandi dan memancing. Bahkan juga bisa digunakan sekedar nongkrong ngopi bagi warga karena ada beberapa warung didalam Pasar Kweden.

Sumber Air itu penting dan pasar juga penting saya menulis ini ingin sekali menunjukan Wisata Sumber Air Kweden, karena semakin banyak orang yang datang ke Sumber Air Kweden Semakin orang mengenal Pasar Kweden dan menjadikan pasar kekinian biar para remaja nggak malu berkunjung ke Pasar Traditionil lagi.

Sumber air sendiri berperan penting untuk kelangsungan kehidupan seluruh mahluk hidup. Untuk itu Pemerintah Desa sekarang sedang mengadakan pembangunan cabang irigasi baru, biar para petani sudah lagi nggak menggunakan diesel air.

Setiap tahun diadakan festival di kawasan pasar dan Sumber Kweden, pada bulan Juni sering diiadakan kegiatan festival yang meliputi pengajian didalam pasar, kesenian jaranan, jalan santai dan hiburan dangdut.

Dana untuk festival diambil dari dana desa dan sumbangan dari para pedagang pasar dan seluruh warga desa seikhlasnya.

Bu Warni salah satu warga Kweden yang membuka usaha warung mengatakan bahwa omset selama berjualan makanan khas ndeso cukup lumayan. Bila ramai bisa mendapat penghalisan bersih Rp. 150.000/hari. Tutur Warni sambil tersenyum.

sumberkeden3

Wouw... ini bersih looh.. anda bayangkan 100.000 x 7 hari, 700.000 angka yang besar untuk pengahasilan warung skala kecil dalam seminggu. Omset warung ini sudah menggambarkan betapa ramainya pengunjung pasar ini.

Komoditas Pasar Kweden adalah semua kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras, gula, daging sapi, daging ayam, sayuran segar, buah lokal segar sampai selep daging dan penjual jamu keliling juga ada. Mengenai harga barang-barang tersebut hampir sama dengan harga barang yang sama dengan pasar lainnya. Terang Mustofa.

Penulis : Mohamad Mustofa

Karang Taruna Surya Kencana Desa Karangrejo Kecamatan Ngasem

Peserta Jurnalistik Angkatan 3 Tahun 2016

Alpukat, Soim dan Soga

$
0
0

Kabupaten Kediri kini mempunyai varietas buah Alpukat unggul tingkat nasional. Hal ini terbukti dengan diakuinya Alpukat Soga milik Soim warga Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih sebagai varietas unggul Nasional oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Hari Rabu, (7/12) Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno, didampingi Kepala Dinas Pertanian, Ir. Widodo Imam Santoso, MAB. dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Sugeng Waluyo, SP. MM. mengunjungi kediaman Soim di Desa Dukuh Kecamatan Ngadiluwih.

Bupati mengapreasiasi prestasi Soim dan berharap keberhasilan Alpukat Soga mampu mengharumkan nama Kabupaten Kediri serta bisa mengangkat kesejahteraan warga Kediri melalui gerakan penanaman buah lokal.

"Ini membanggakan, semoga para penangkar dari Kabupaten Kediri menjadi raja di wilayahnya sendiri. Jadi tidak terjadi lagi pengadaan bibit dari luar misal majalengka, Malang dll. Karena penangkar kita punya stok bibit unggul Nasional yang mampu mencukupi kebutuhan pengadaan bibit." Jelas dr.Hj. Haryanti Sutrisno.

apukatsoim1

Bupati Kediri menambahkan, kedepan seluruh hasil penangkaran Alpukat Soga lima tahun ke depan akan dibeli beliau untuk diberikan pada masyarakat untuk ditanam di wilayah Kabupaten Kediri. Sehingga bibit unggul Nasional ini benar benar menjadi kebanggan warga Kabupaten Kediri.

"Ke depan hasil penangkaran Soga selama 5 tahun akan dibeli semua untuk warga Kabupaten Kediri. Harapannya akan menjadi identitas di Kediri dan tidak keduluan dari wilayah luar daerah pengembangannya. Setelah berbuah lima tahun baru boleh dijual ke luar daerah." Imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian, Widodo Imam Santoso, MAB. mengatakan proses sertifikasi benih Soga memakan waktu tiga tahun karena memang sangat ketat. Kini setelah dilakukan pelepasan, langsung mendapat sambutan luar biasa.

"Setelah dilepas dan tersedia bibitnya, Ribuan bibit langsung habis dipesan. karena memang kualitas ini sudah terbukti melalui proses yang ketat dari balai pengawasan sertifikasi tanaman pangan dan holtikultura kementrian pertanian." Terang Widodo.

"Proses verifikasi sangat berat. Melewati proses observasi selama dua kali masa panen, uji nutrisi, uji bunga, baru diusulkan untuk didaftarkan. pengujian dilakukan berulang dengan tujuan memastikan musim ini dan musim selanjutnya sama hasilnya. Sehingga masuk kategori unggul Nasional." Paparnya.

Soim, pemegang hak sertifikasi Alpukat Soga menerangkan Alpukat ini memiliki Ciri warna coklat keunguan, kulit dan daging bisa memisah sendiri, Tidak ada rasa langu dan getir.

"Ciri paling terlihat adalah buahnya besar terbukti setiap 1.5 kg Alpukat Soga berisi dua buah. Dan terpenting Alpukat ini mendapat pengakuan sebagai buah apukat bernutrisi tertinggi. Sehingga dengan  semua ikut mendorong petani untuk menanam karena memberikan nilai ekonomis yang tinggi." Tutur Soim (Kominfo)ietas buah Alpukat unggul tingkat nasional. Hal ini dengan diakuinya Alpukat Soga milik Soim warga Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih sebagai varietas unggul Nasional oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Hari Rabu, (7/12) Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno, didampingi Kepala Dinas Pertanian, Ir. Widodo Imam Santoso, MAB. dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Sugeng Waluyo, SP. MM. mengunjungi kediaman Soim di Desa Dukuh Kecamatan Ngadiluwih. 

Bupati mengapreasiasi prestasi Soim dan berharap keberhasilan Alpukat Soga mampu mengharumkan nama Kabupaten Kediri serta bisa mengangkat kesejahteraan warga Kediri melalui gerakan penanaman buah lokal.

"Ini membanggakan, semoga para penangkar dari Kabupaten Kediri menjadi raja di wilayahnya sendiri. Jadi tidak terjadi lagi pengadaan bibit dari luar misal majalengka, Malang dll. Karena penangkar kita punya stok bibit unggul Nasional yang mampu mencukupi kebutuhan pengadaan bibit." Jelas dr.Hj. Haryanti Sutrisno

Bupati Kediri menambahkan, kedepan seluruh hasil penangkaran Alpukat Soga lima tahun ke depan akan dibeli beliau untuk diberikan pada masyarakat untuk ditanam di wilayah Kabupaten Kediri. Sehingga bibit unggul Nasional ini benar benar menjadi kebanggan warga Kabupaten Kediri.

"Ke depan hasil penangkaran Soga selama 5 tahun akan dibeli semua untuk warga Kabupaten Kediri. Harapannya akan menjadi identitas di Kediri dan tidak keduluan dari wilayah luar daerah pengembangannya. Setelah berbuah lima tahun baru boleh dijual ke luar daerah." Imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian, Widodo Imam Santoso, MAB. mengatakan proses sertifikasi benih Soga memakan waktu tiga tahun karena memang sangat ketat. Kini setelah dilakukan pelepasan, langsung mendapat sambutan luar biasa.

"Setelah dilepas dan tersedia bibitnya, Ribuan bibit langsung habis dipesan. karena memang kualitas ini sudah terbukti melalui proses yang ketat dari balai pengawasan sertifikasi tanaman pangan dan holtikultura kementrian pertanian." Terang Widodo.

"Proses verifikasi sangat berat. Melewati proses observasi selama dua kali masa panen, uji nutrisi, uji bunga, baru diusulkan untuk didaftarkan. pengujian dilakukan berulang dengan tujuan memastikan musim ini dan musim selanjutnya sama hasilnya. Sehingga masuk kategori unggul Nasional." Paparnya.

Soim, pemegang hak sertifikasi Alpukat Soga menerangkan Alpukat ini memiliki Ciri warna coklat keunguan, kulit dan daging bisa memisah sendiri, Tidak ada rasa langu dan getir.

"Ciri paling terlihat adalah buahnya besar terbukti setiap 1.5 kg Alpukat Soga berisi dua buah. Dan terpenting Alpukat ini mendapat pengakuan sebagai buah apukat bernutrisi tertinggi. Sehingga dengan  semua ikut mendorong petani untuk menanam karena memberikan nilai ekonomis yang tinggi." Tutur Soim (Kominfo)

Makna Denting Lonceng 12 Siang Gereja Puhsarang

$
0
0

Baru-baru ini Dinas Kominfo Kabupaten Kediri mengadakan pelatihan tentang jurnalistik, salah satu kegiatan orientasi lapang yang diadakan yaitu kunjungan ke beberapa tempat yang menjadi potensi wisata yang ada di Kabupaten Kediri. Salah satu tempat wisata yang dikunjungi adalah Gereja Puhsarang, Desa Puhsarang Kecamatan Semen.

puhsarangTepatnya pada tanggal 30 Nopember 2016 para peserta pelatihan jurnalistik diajak untuk dapat menggali lagi potensi wisata Gereja Puhsarang.

Menurut Mbah Setyoatmojo, salah satu tokoh agama setempat menceritakan awal mula berdirinya Gereja Puhsarang merupakan inisiatif Romo Woltres dari Belanda.

Wisata Rohani Gereja Puhsarang merupakan Kawasan wisata yang terkenal di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur, Tepatnya berada di Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.

Gereja Puhsarang didirikan Pada Tahun 1936 oleh Yayasan Vatikan Roma di Surabaya. Kata Setyoatmojo.

Di dalam Gereja tersebut terdapat Lonceng yang biasa dibuat masyarakat setempat untuk memanggil para Jemaat Gereja untuk melakukan Peribadatan setiap Hari Minggu, tetapi pada saat tertentu Lonceng tersebut dibunyikan. Terang Setyoatmojo.

gereja puhsarang 3Termasuk kata Ibu Yohana, salah satu pengunjung Gereja Puhsarang, “pada hari Jum’at tepatnya jam 12 siang lonceng tersebut dibunyikan sebanyak tiga kali berhenti sebentar dan dibunyikan lagi sebanyak tiga kali”.

Karena membuat penasaran Yohana menanyakan langsung kepada Pastur Gereja Puhsarang yaitu Pak Daniel. Yang menarik beliau berkata bahwa lonceng yang dibunyikan pada hari Jum’at tersebut untuk menghargai umat muslim tentang waktu Sholat Jum’at. Lanjut Yohana.

Di sinilah saya sebagai penulis merasa kagum terhadap masyarakat Kristiani di Gereja Puhsarang yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Semangat toleransi tersebut terus dipupuk sehingga perselisihan antar umat beragama semakin berkurang.

Penulis : Wildanum Mubin Karang Taruna : Desa Sekoto Kec Badas Peserta Pelatihan di Bidang Jurnalistik Kabupaten Kediri tahun 2016 Kelompok 1 Angkatan III

Empon-Empon Menjadikan Penyabet Juara 1 Pemuda Pelopor Nasional

$
0
0

Suparno lahir di Kediri 12 Juni 1964, diDusun Purut Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Beliau merupakan salah satu pelopor Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang Industri Jamu Tradisional .

Suparno mengatakan sejak Tahun 1995. Ide awal memulai Usaha tersebut ketika beliau melihat begitu banyaknya tanaman empon-empon tumbuh subur di daerah tempat tinggalnya.

empon2 1Pada awalnya saya mencoba, menginovasi dan memberi sedikit sentuhan pada empon-empon tersebut dengan cara mengiris tipis-tipis kemudian menjemurnya untuk mengurangi kadar air. Tutur Suparno

Cara pengemasannya juga sedikit unik, yaitu dengan mencampur 12 jenis empon-empon diantaranya (doro putih, secang, kalitus, akar alang-alang, kunyit, kayu ulet, mahoni, suguh angin, sambiroto, srengani, temulawak, kedawung, tapak laiman, kayu putih, temu giring) dalam satu kemasan yang diberi nama “Jamu Godog Traditional”. Imbuh Suparno.

Lebih lanjut di kisahkan untuk pemasaran awal kami bekerjasama dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Kabupaten Kediri yang sekarang ini menjadi BPPKB ( Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana).

Produk “Jamu Godog Traditional” ternyata mendapat respon yang bagus dari masyarakat /konsumen bahkan pesanan datang dari berbagai Wilayah Nusantara. Lanjut Suparno.

Akhirnya usaha UKM Pak Parno semakin hari semakin berkembang. Akhirnya pada tahun 1996 Pak Parno dapat menyabet Juara 1 sebagai Pemuda Pelopor Nasional dari LIPI berkat inisiatifnya mengembangkan usaha empon-empon.

Bahkan pada tahun 1998 beliau berkesempatan bertemu dengan Presiden saat itu yaitu Bapak B.J. Habibie. Setelah 21 tahun berjalan, omset penjualan empon-empon minimal bisa mencapai 10 juta perbulan.

Penulis Akhmad Alvan Nikmal Maula Karangtaruna Desa Mojo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Kelompok 3 Angkatan 3 Tahun 2016

Batako Berkah Sisa Erupsi Gunung Kelud 14 Pebruari 2014

$
0
0

Tanggal 14 Pebruari 2014 menjadi momentum yang tidak terlupakan bagi masyarakat Kabupateb Kediri, khususnya yang bermukim di sekitar Gunung Kelud. 

Peristiwa bersejarah dengan muntahnya Jutaan material seperti pasir, kerikil, bebatuan dan abu vulkanik dilontarkan Gunung Api Aktif hingga ribuan orang di ungsikan.

batako1

Kini hasil erupsi berubah menjadi sumber penghasilan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Kediri. Terutama masyarakat Desa Jagul Kecamatan Ngancar yang berada di kaki Gunung Kelud. Mereka memanfaatkan sisa erupsi tersebut menjadi penyambung hidup. 

Yoni (35 tahun) salah satu warga Desa Jagul memulai Industri Batako pada tahun 2014 pasca erupsi. Saat ini tercatat sudah ada 5 home industri sejenis yang tumbuh di Desa Jagul. Rata -rata produksi setiap home industri menghasilkan 1.000 batako/hari. Kata Yoni.

Letak Geografis Desa Jagul menjadi salah satu faktor pendukung berkembangnya home industri batako ini. Karena di desa ini terdapat bahan baku yang melimpah untuk pembuatan batako.

batako2

Oleh karena bIaya produksi lebih rendah sehingga batako Desa Jagul dikenal sebagai batako kualitas bagus dengan harga murah, ujar laki – laki 2 anak ini.“ Harga jual di lokasi rata – rata Rp 1.350,- per buah. Untuk omset penjualan tidak menentu tergantung musim” terang Yoni. 

Sejauh ini pemasaran batako sudah meliputi wilayah seputaran Kediri, Nganjuk, Kertosono, Tulungagung, Surabaya, Malang dan Gresik. Untuk yang berminat bisa langsung datang ke Desa Jagul Kecamatan Ngancar atau juga bisa menghubungi via telpon Yoni dengan nomor 085707922601.

Disusun oleh: Edo octha nugraha

Karangtaruna Annapanasti Desa Jagul Kec. Ngancar

Kelompok III Pelatihan Jurnalistik Angkatan III

Potensi Usaha Kerajinan Tampah Desa Tugurejo

$
0
0

Kerajinan Tampah yang ada di Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri tepatnya di Dusun Baba'an yang saat ini menjadi penghasilan utama para Home Industri di tempat tersebut sedang mengalami kemrosotan.

Keberadaan kerajinan Tampah di Desa Tugurejo sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Namun saat ini para perajin usaha ini resah karena tengah mengalami permasalahan produksi. 

tampah1

Hal ini dikarenakan permintaan pasar yang sangat tinggi namun Sumber Daya Manusia (SDM) atau jumlah pekerja yang profesional kurang memadai. 

Banyak generasi muda yang saat ini enggan untuk meneruskan pekerjaan tersebut karena proses pengerjaan yang cukup lama dan harga jual yang sangat rendah berkisar antara 2000-2500 rupiah per biji.

Ini sesuai dengan penuturan seorang pemuda dari Baba'an bernama Sugianto yang menyatakan bahwa, "Harga jual Tampah rendah sedang proses pengerjaan cukup rumit dan juga memakan banyak waktu. 

Sehingga banyak pekerja yang berfikiran untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi di kota". Selain itu keuntungan yang minim mulai menimbulkan keenganan para pengrajin untuk meneruskan usaha mereka.

Oleh karena itu banyak pengrajin yang sudah berganti profesi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Harga yang sangat rendah menjadi permasalah utama dalam kegiatan usaha ini. 

Namun akhir-akhir ini ada beberapa konsumen yang datang dari luar negeri yang berminat untuk membeli kerajinan ini, namun karena keterbatasan pekerja dan juga hasil produksi maka para pengrajin tidak mampu memenuhi permintaan pasar yangn tinggi.

tampah2

Seharusnya dari sini kita dapat tarik kesimpulan agar para generasi muda mau untuk belajar dan meneruskan usaha ini. Jika kita mau belajar dan menekuni usaha kerajinan Tampah ini maka kita akan bisa memenuhi permintaan tersebut.

Selain itu kita juga tahu bahwa usaha kerajinan Tampah merupakan warisan turun temurun yang sudah menjadi ikon Desa Tugurejo yang harus tetap kita lestarikan. Bahkan jika kita bisa memanage secara baik usaha ini, tidak menutup kemungkinan bisa memberikan keuntungan yang cukup besar.

Penulis : Ela Priliantika 

Karang Taruna Desa Tugurejo

Kelompok 2 Angkatan 3 Tahun 2016

Dibalik Keangkeran Sumber Air Punden dan Sumber Air Kepuh Desa Ngasem

$
0
0

Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Untuk kelangsungan hidupnya, harus tersedia air dalam bentuk cair. 

Manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak hidup dalam air, senantiasa mencari tempat tinggal dekat air supaya mudah untuk mengambil air untuk keperluan hidupnya. Sehingga dengan demikian membuat keberadaan air sangatlah penting. 

sumberair1

Desa Ngasem Kecamatan Gurah memiliki beberapa sumber mata air yang cukup banyak bahkan beberapa diantaranya tidak pernah kering. Keberadaan beberapa sumber mata air ini tidak lepas dari masih banyaknya pepohonan besar penyimpan air di desa ini.

Dari sekian banyak sumber air yang ada di desa ini, ada 2 sumber mata air yang cukup besar dan tidak pernah kering.  Sumber mata air tersebut adalah Sumber Punden dan Sumber Kepuh.

Sumber Punden merupakan sumber yang berada tepat disamping makam Petilasan Mbah Soreng. Beliau merupakan sosok yang dipercaya sebagai tokoh pertama yang menemukan, menghuni dan membangun desa atau yang "Babat Desa Ngasem". 

Jika anda ingin mengunjungi Sumber Air Punden tidaklah sulit karena akses jalan sudah cukup bagus. Lokasi sumber ini berjarak sekitar 1 km dari Masjid Al-Falah Desa Ngasem.

Untuk menjaga agar sumber air tersebut tetap mengeluarkan air warga setempat setiap tahun selalu mengadakan upacara adat Tayuban sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang Pencipta.

sumberair2

Mereka mempercayai bahwa jika tidak diadakan Upacara Tayuban maka warga takut sumber air tersebut bisa mati dan akan terjadi musibah kepada penduduk desa. 

Menurut penuturan Bapak Supargi selaku Kepala Desa Ngasem, ‘’ Sebenarnya warga menginginkan Sumber Punden dibangun menjadi tempat wisata. Sarana kolam ikan didekat sumber mata air tepat disamping makam Mbah Soreng. Namun belum bisa terlaksana karena masih terkendala dana dan pembebasan lahan".

Sumber air berikutnya adalah Sumber Kepuh merupakan sumber mata air yang berada didekat Makam  Desa Ngasem. Konon katanya barang siapa yang berani mengambil daun atau rumput di sekitar sumber harus mengembalikan ke sumber tersebut. Karena adanya kepercayaan masyarakat  bahwa Sumber Kepuh merupakan lokasi Kerajaan Jin. 

Menurut penuturan Bapak Supargi  Sumber Kepuh memiliki tempat yang asri dengan pemandangan cukup indah. Rencananya sumber air ini juga akan
dibangun menjadi tempat wisata dengan sarana taman dan kolam ikan. Namun masih terkendala dana dan pembebasan lahan sebagaimana Sumber Punden.

Sebetulnya Desa Ngasem masih banyak memiliki sumber air selain kedua sumber air tersebut. Tetapi mata airnya tidak sebesar Sumber Punden dan Sumber Kepuh.

sumberair3

Karena  banyaknya sumber air di desa ini sehingga bisa membentuk aliran sungai yang cukup besar. Sungai yang ada tidak hanya dimanfaatkan oleh warga desa Ngasem saja tetapi juga bisa dimanfaatkan beberapa desa di bawahnya. 

Seperti Desa Bangkok, Desa Bogem, Desa Turus, Desa Gabru, Desa Wonojoyo semua bisa memanfaatkan aliran sungai yang berasal dari  sumber-sumber air yang ada di Desa Ngasem. Mereka tidak hanya memanfaatkan untuk irigasi pengairan sawah saja tetapi juga untuk penambangan pasir, mencuci, mandi dan kebutuhan air lainnya.

Penulis : Mohammad Irhason Nawawi

Karang Taruna Desa Ngasem Kecamatan Gurah

Pelatihan Jurnalistik angkatan III Tahun 2016


Sampah Menjadi Berkah

$
0
0

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Kediri sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah persampahan di Kabupaten Kediri. Mulai dari penataan tempat-tempat pembuangan sampah sampai pembuatan daur ulang sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

sampah1

Selain itu DKP Kabupaten Kediri juga meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang baik dan benar melalui sosialisasi maupun orientasi lapang ke daerah yang sudah mampu dan berhasil mengelola sampah secara optimal dan menguntungkan.

Baru-baru ini tepatnya Rabu16 Nopember 2016 DKP Kabupaten Kediri  mengajak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) study banding ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Kelompok Swadaya Masyarakat yang mengikuti studi banding di TPST Malang terdiri dari masyarakat Desa Paron, Turus, dan Ngebrak sebanyak 40 peserta. Study banding ini bertujuan agar masyarakat mengetahui bagaimana memanfaatkan sampah menjadi berkah. 

Dalam studi banding tersebut para peserta diberikan wawasan untuk ikut berpikir bersama dan partisipasi aktif tentang penanganan masalah sampah. Mulai dari managemen sampah yang baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan yang baru dalam pengelolaan sampah.

sampah2

Supardi  Ketua TPST Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang mengatakan “Jika kita bicara masalah sampah, ini adalah masalah sosial, jika kita berpikir masalah bisnis sebuah TPST juga tidak akan berhasil, untuk itu harus benar orang-orang yang peduli masalah lingkungan”.

Jika pengelolaan dan managemen sampah dilakukan dengan baik, ini akan menjadi berkah bagi masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Setidaknya bisa ikut berpartisipasi mendukung program pemerintah dalam menjaga kebersihan dan pengurangan angka pengangguran. Ungkap Supardi.

“Seperti halnya disini, selain lingkungan bersih, kami juga mampu menyerap tenaga kerja dari warga yang kurang mampu hingga 80 orang dengan gaji mencapai 1jt hingga 1,7 juta rupiah per bulan”. Terang Supardi 

Saat ini TPST Mulyoagung sudah mampu menampung sampah dari sekitar 9.000 rumah tangga dengan volume sampah 2 ton per hari.

sampah3

Dari jumlah tersebut yang mampu dikelola menjadi lapak benih jual  49 persen, pupuk organik 39 persen dan hanya 12 persen sampah yang tidak bisa dikelola. Tambah Supardi dengan bangga.

Penulis : Estin Widyaningsih

Karang Taruna Desa Paron

Pelatihan Jurnalistik Angkatan ke 3 Tahun 2016

Potensi Produksi Alat Tradisional Demung dan Saron di Desa Ngablak

$
0
0

Indonesia memiliki beraneka macam kesenian. Masing-masing daerah memiliki kesenian yang menjadi identitas bagi daerahnya.Seni merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang terdiri dari seni rupa, seni gerak, seni budaya, seni musik dan seni karawitan.

saron1

Rere salah satu anggota pelatihan jurnalistik tertarik dengan produksi Saron dan Demung atau bisa disebut sebagai salah satu alat tradisional yang digunakan untuk mengiringi musik kesenian salah satunya jaranan. Saron atau bisa disebut juga ricik merupakan salah satu instrument gamelan yang termasuk keluarga balungan. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu dengan bentuk seperti palu. Sedangkan Demung yaitu alat berukuran besar dan beroktaf tengah.

Demung memainkan balungan gending dalam wilayahnya yang terbatas. Pak Suyono (52) dan Pak Jono (65) warga Dusun Bagol Desa Ngablak Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri merupakan salah satu pengrajin salah satu alat tradisional saron dan demung.

Mereka bekerja sama untuk pembuatan alat tradisional tersebut. Pak Suyono sebagai pembuat pangkon (wadahnya) yang terbuat dari kayu yang dibentuk dan diukir lalu diwarna sesuai dengan bentuk atau pesanan. 

Sedangkan Pak Jono sebagai pembuat wilangannya yang terbuat dari bahan plat besi yang tebal lalu dibelah sesuai dengan ukurannya. Mereka merintis hampir 2,5 tahun yang lalu untuk memproduksi Saron dan Demung.

saron2

Dengan kegigihan dan keuletan mereka berdua, memproduksi saron dan demung sangat berkembang dengan pesat.  Harga Saron dan Demung diperkirakan mencapai ratusan ribu rupiah. Misalnya satu buah Demung  diberi harga 900.000 dan satu buah saron dengan harga 700.000.

Penulis: Retno Prihartiningsih

Dari KarangTaruna ds Butuh Kec. Kras

Kelompok 3 Jurnalistik Angkatan 3 tahun 2016

Hitam Putih Yang Jadi Primadona Desa Medowo

$
0
0

Berdasarkan hasil Orientasi Lapangan Tm Kelompok 3 Jurnalistik Angkatan IV Tahun 2016, ketika melakukan wawancara pada tanggal 06 Desember 2016 kepada Bu Agus, salah satu pemilik peternakan Sapi Perah di Dusun Ringinagung Desa Medowo Kecamatan Kandangan yang memiliki 10 ekor sapi perah.

Bu Agus mengatakan "Jenis Sapi Perah yang saya pelihara adalah jenis Fresien Holstein (FH) sejumlah 2 ekor dan Sapi Perah silangan FH dan Simental sejumlah 8 ekor."

Untuk jenis Sapi FH menghasilkan susu lebih banyak dibanding dengan Sapi Perah silangan Simental. Satu ekor Sapi Perah FH biasanya menghasilkan 30 – 40 liter susu per hari sedangkan satu ekor Sapi hasil silangan Simental menghasilkan 29 liter susu per hari. Terang Bu Agus

TERNAK MEDOWO1 4

Proses pemerahan sapi perah dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada waktu pagi pukul 05.00 dan sore pukul 14.30. Hasil pemerahan susu pada pagi hari akan lebih banyak dari pada hasil pemerahan sore hari. Imbuh Bu Agus.

Untuk pelaksanaan pemerahan susu pada Sapi Perah diperlukan beberapa persiapan agar hasil produksi dan kesehatan sapi bisa terjaga maksimal. Jelas Bu Agus.

Sebelum dilakukan pemerasan susu, terlebih dahulu kandang harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Selanjutnya sapi dimandikan dan mengelap ambing dan puting sapi dengan air hangat untuk mempermudah pengeluaran susu dan untuk membersihkan dari kuman sehingga jadi lebih steril. Tambah Bu Agus.

TERNAK MEDOWO1 1

Untuk mempermudah pemerahan ekor dan kaki sapi diikat dengan tali agar tidak membahayakan pemerah. Barulah proses pemerahan dilakukan dengan mengurut puting sapi secara pelan dan lembut dari atas kebawah sampai tidak mengeluarkan susu lagi.

Susu ditampung di sebuah wadah susu atau Milkcain kemudian dimasukan ke tangki susu dan segera mungkin susu hasil perahan disetorkan ke penampungan susu (cooling unit).

Setelah dari peternak Sapi Perah selanjutnya Tim Jurnalistik Kelompok 3 berkunjung ke salah satu Tempat Penampungan Susu (Cooling Unit Susu) di Dusun Ringinagung dan melakukan wawancara dengan beberapa orang.

Wawancara pertama dengan Bapak Sudarmanto, yaitu petugas KUD Kertajaya Kandangan yang bertugas memeriksa kualitas susu yang disetor oleh para peternak. Beliau sudah bekerja selama kurang lebih 20 tahun di Cooling Unit Susu Ringinagung.

TERNAK MEDOWO1 5

Kualitas susu yang diperiksa di Cooling ini meliputi beberapa uji pemeriksaan. Antara lain Uji Alkohol. Kadar alkohol 76% dicampurkan susu dengan perbandingan 1:1, jika susu menggumpal maka indikasi susu tersebut rusak dan jika tidak berubah maka susu tersebut normal. Tutur Sudarmanto.

Setelah susu lolos Tes Alkohol selanjutnya dilakukan Tes Berat Jenis (BJ) dengan alat Lactodensi. Untuk Tes BJ susu tidak boleh kurang dari 1.023 pada pagi hari dan kurang 1.022 pada sore hari.

Semakin tinggi BJ kualitas susunya semakin bagus, apabila BJ kurang standar yang ditentukan maka susu akan dikembalikan. BJ susu rendah dikarenakan adanya indikasi campuran cairan lain. Terang Sudarmanto.

Selain itu KUD juga tidak akan menerima susu yang terkena residu Antibiotik, sehingga apabila ada Sapi Perah yang sakit dan harus melakukan pengobatan antibiotik maka susunya tidak boleh disetor. Jika susu tersebut mengandung residu Antibiotik maka akan ditolak Pabrik Susu Nestle. Tambah Sudarmanto.

Selanjutnya tim juga melakukan wawancara kepada Mas Heru, salah satu petugas di penampungan susu yang pagi harinya juga bekerja di KUD Kertajaya Kandangan. Berdasarkan penjelasan Mas Heru, setelah selesai pelaksanaan pemeriksaan, susu ditimbang untuk selanjutnya dimasukan kedalam Cooling Unit.

TERNAK MEDOWO1 3

Suhu Cooling Unit harus kurang dari 3.6 derajat Celcius agar bakteri tidak berkembang. Selanjutnya susu akan dikirim ke Pabrik Susu Nestle di daerah Kejayan Pasuruan. Pengiriman susu dilaksanakan pada pukul 03.00 dini hari setiap harinya. Tutur Heru.

Sugiyanto Ketua KUD Kertajaya Kandangan saat diwawancarai Tim di rumahnya di Dusun Ringinagung mengatakan selain pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas KUD susu juga diperiksa oleh Pabrik Susu Nestle.

TERNAK MEDOWO6

Seperti tes kadar lemak susu Pabrik Susu Nestle melakukan 3 kali dalam 1 bulan. Tidak itu saja mereka juga sering melakukan pemeriksaan dadakan baik ke peternak langsung.

Mereka melihat kebersihan kandang, kesehatan sapi dan pemerahan dan penampungan oleh peternak. Semua ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu yang diproduksi. Peternak akan menerima hasil penjualan susu yang disetor ke KUD selama satu bulan pada tiap tanggal 11. Terang Sugiyanto.

Sebetulnya selama ini KUD juga berpikir untuk melakukan pengolahan sendiri hasil susunya untuk dijadikan bahan makanan seperti Keju, Yoghurt, Permen Susu atau yang lainnya akan tetapi peternak masih terkendala untuk fasilitas pengolahan dan penjualan hasil produksi. Tambah Sugiyanto.

Peternak berharap Pemerintah Kabupaten Kediri berkenan dapat memberikan sarana dan prasarana pengolahan susu guna mewujudkan impian warga tersebut.

Apalagi saat ini Desa Medowo juga ditetapkan sebagai Desa Wisata. Untuk itu kami segenap peternak Sapi Perah siap mendukung dan menopang Desa Wisata Medowo. Tutur Sugiyanto.

Dengan semangat kerja keras, sopan santun, keramahan, guyub rukun warga serta ditunjang dengan keindahan alamnya desa ini layak menjadi Destinasi Wisata Edukasi Unggulan di Kabupaten Kediri.

Kelompok 3 Pelatihan Jurnalistik Angkatan IV Tahun 2016

1. Ketua Dewi Mariya Ulfa Fatayat NU Ds.Jambean Kec.Kras

2. Anton Prastyo GP Ansor Ds.Katang Kec.Ngasem

3. Much. Nur Kholis GP Ansor Ds.Sonorejo Kec.Grogol

4. Abdul Muntholib GP Ansor Ds.Batuaji Kec.Ringinrejo

5. Nur Wedia Devi Rahmawati Fatayat NU Ds.Selosari Kec. Kandat

6. Siti Zulaikha Fatayat NU Ds.Tanon Kec.Papar

7. Anna Mar’athus Sholikah Fatayat NU Ds.Dawuhan Kec.Purwoasri

8. Ali Imron GP Ansor Ds.Krecek Kec.Badas

9. Moh. Ilham Ainun Najib GP Ansor Ds. Semen Kec.Semen

10. Agus Salim GP Ansor Ds.Badal Kec.Ngadiluwih

11. Desy Eka Hariani Fatayat NU Ds.Bakalan Kec.Grogol

12. M.Ikhwan Yusuf

13. M. Taofik GP Ansor Ds.Nanggungan Kec.Kayen Kidul

Medowo Desa Penuh Pesona Wisata

$
0
0

Kabupaten Kediri secara geografis luasnya 1.386 km² mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Kabupaten Kediri yang diapit oleh dua buah gunung yang eksotis yaitu Gunung Kelud dan Gunung Wilis ditengahnya terbelah oleh Sungai Brantas. Kondisi ini memberikan gambaran keindahan pesona alam yang ada di Kabupaten Kediri.

Mengungkap pesona alam di Kabupaten Kediri seolah tidak ada habisnya, suatu anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang diberikan kepada masyarakat Kabupaten Kediri. Disini kelompok I Jurnalistik Angkatan IV 2016 akan mengupas habis salah satu pesona alam desa di sebelah Timur Laut Kabupaten Kediri yaitu Desa Medowo Kecamatan Kandangan.

SUMBER JODO2 2

Saat ditemui Tim Jurnalistik Rabu (7/12), Kepala Desa Medowo, Sujarwo, mengatakan Desa Medowo selain meiliki potensi SDA yang besar, desa ini juga sangat strategis karena merupakan jalur alternatif dari Jombang ke Malang atau sebaliknya.

"Desa Medowo merupakan salah satu dari 12 desa di wilayah Kecamatan Kandangan, yang terletak 8 Km ke arah Timur Laut dari Kota Kecamatan Kandangan". Ungkap Sujarwo

"Desa Medowo mempunyai luas wilayah 997 Ha, sebelah utara berbatasan dengan Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang, sebelah selatan berbatasan dengan Hutan Negara/ KKPH Malang.

Sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Hutan Negara/ Taman Hutan Raya (TAHURA) Propinsi Jawa Timur dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Banaran dan Desa Mlancu Kecamatan Kandangan. Tutur Sujaŕwo

Desa Medowo terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Margomulyo, Medowo, Sidorejo dan Dusun Ringinagung. “Dengan jumlah penduduk sebesar 3494 Jiwa yang mayoritas masyarakatnya petani dan peternak.” Kata Sujarwo.
SUMBER JODO2 3
Lebih lanjut dikatakan Sujarwo bahwa untuk menuju lokasi Desa Medowo dapat ditempuh melalui Pasar Kandangan menuju arah Timur sekitar 8 Km, selanjutnya melewati hutan jati dengan jalan yang sudah mulus dengan nuansa alam yang hijau mempesona.

Sesampai ketemu dengan gapura masuk Desa Medowo, pengunjung dapat beristirahat sambil menikmati kuliner Nasi Goreng atau Mie Goreng dan Kuah yaitu warung Nasgor Pak Eko. Disini pengunjung akan dimanjakan lidahnya dengan berbagai menu andalan sambil istirahat.

SUMBER JODO2 8

Setelah puas di warung Nasgor Pak Eko, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan. Kali ini mata pengunjung dimanjakan dengan berbagai pepohonan unggulan seperti kopi, durian, cengkeh dan manggis. Sesampai pada pertigaan Balai Desa Medowo pengunjung ambil jalur kanan.

Untuk menuju lokasi Wisata Bukit Gandrung setelah tikungan pengunjung dapat mengambil arah kanan, untuk jalur lurus sampai pertigaan disana terdapat tempat penampungan susu sapi terbesar.

Bila ingin melihat ternak sapi yang terawat sambil praktek memerah susu bisa ambil jalur kiri. Sedangkan jika kita ambil jalur lurus maka akan menuju Wisata Air Terjun Sumber Jodo.

SUMBER JODO2

Wahana Wisata Bukit Gandrung atau Bukit Tangulangsi, mata seakan-akan terus termanjakan dengan pemandangan disekitarnya. Selain itu bukit ini juga mempunyai nilai sejarah tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya bekas pos pantau atau pos pengintaian di Bukit Gandrung. Mungkin saat itu digunakan pejuang sebagai tempat perlawanan terhadap penjajah.

Setelah puas di Wisata Bukit Gandrung perjalanan dilanjutkan ke Air Terjun Sumber Jodo. Suatu pesona alam yang luar biasa yang selama ini belum tereksplorasi. Menikmati pesona Air Terjun Sumber Jodo seolah kita melihat lukisan alam yang tersembunyi.

SUMBER JODO2 4

Kepala Dusun Mulyorejo Sudiyono bersama Jogoboyo Sumariyadi mengatakan Air Terjun setinggi sekitar 100 meter yang mempunyai dua undakan ini dikelilingi oleh Kebun Kopi yang menambah hawa sejuk dan asrinya pemandangan.

Air Terjun Sumber Jodo ini mulai dikenal masyarakat pada awal tahun 2016. Saat itu Desa Medowo mengadakan “Festival Dahar Durian Medowo”. Dari momen tersebut masyarakat mulai berdatangan ingin melihat dari dekat keindahan air terjun ini. Akhirnya warga sekitar secara gotong royong memperbaiki jalan menuju lokasi Wisata Air Terjun Sumber Jodo. Tutur Sumariyadi

Dulu jalanan menuju lokasi air tejun ini masih jalan setapak dan licin, tapi sekarang sudah lumayan, kendaraan roda dua sudah bisa menuju lokasi”. Kata Sumariyadi 44 Tahun,

Lebih lanjut Sumariyadi menceritakan kalau hari libur pengunjung mencapai 50 orang dan kalau hari biasa sekitar 10-20 orang. Air terjun ini dinamakan ”Sumber Jodo” karena tempat ini merupakan titik temu dari aliran dua sumber yang berbeda yaitu Sumber Kemulan dan Sumber Telulikuran.

Selain itu ada juga cerita mitos bahwa dinamakan Sumber Jodo ini dikarenakan pada zaman dulu tokoh masyarakat setempat yang bernama Wakiran bertemu johohnya disini. Sehingga warga percaya bahwa barang siapa pasangan yang datang kesini akan berjodo. Imbuh Sumariyadi.

Rosita 25 Tahun salah satu pengunjung mengatakan air terjun ini masih sangat alami, mudah-mudahan kedepan dapat dikenal masyarakat luas dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat.

“Promosi dan petunjuk arah masih sangat minim, sehingga banyak masyarakat yang belum tahu keberadaan air terjun ini. Mudah-mudahan kedepan segera dibangun infrastuktur yang memadai untuk menuju arah ke air terjun ini.” ujar gadis cantik ini.

Selain sumber ini diatasnya masih ada juga dua tempat lagi yang berpotensi menjadi destinasi wisata punya yaitu Gua Landak dan Situs Peninggalan Belanda.

Kelompok 1 Jurnalistik Angkatan IV Tahun 2016

1. Nurus Sofa GP Ansor Ds.Wonorejo Kec.Ngadiluwih
2.Muh. Muhyidin GP Ansor Ds.Bendosari Kec.Kras

3. Dana Sulistiyo Basuki GP Ansor Ds.Tiron Kec.Banyakan

4. Ahmad Muntolib GP Ansor Ds.Selodono Kec.Ringinrejo

5. Moh.Mamduh Salim GP Ansor Ds.Kandat Kec.Kandat

6. Moh.Ainul Yaqin GP Ansor Ds.Banaran Kec.Kandangan

7. Sutrisno GP Ansor Ds.Katang Kec.Ngasem

8. Ignatius Raka GP Ansor Ds.Katang Kec.Ngasem

9. Fatimatuz Zahron Fatayat NU Ds.Punjul Kec.Plosoklaten

10. Siti Rohmi Fatayat NU Ds.Pojok Kec.Wates

11. Maria Ulfa Fatayat NU Ds. Badas Kec.Badas

12. Fina Miftahul Faizatil Ulya Fatayat Ds.Kepung Kec.Kepung

13. Anis Suriyah Fatayat NU Ds.Tunge Kec.Wates

14. M.Ainul Yaqin GP Ansor Ds.Sukorejo Kec.Plemahan

Si Hitam Manis Dari Medowo

$
0
0

Hari kedua pelaksanaan Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Rabu 7 Desember 2016 memasuki sesi Orientasi Lapangan yakni peserta melakukan praktek Jurnalistik di Desa Medowo Kecamatan Kandangan.

Materi liputan mengupas tuntas Desa Medowo, sudah pantaskah diajukan menjadi desa wisata ? Selanjutnya potensi yang ada di Desa Medowo yang meliputi :
1. Obyek Wisata
2. Obyek Perkebunan
3. Obyek Peternakan
Dalam proses liputan ini kelompok 2 , fokus meliput Perkebunan Manggis di Desa Medowo.

PERTANIAN2 3
Tim kami menemui Bapak Sukemi selaku Kepala Urusan Pemerintahan Desa Medowo yang kebetulan mempunyai luas lahan Kebun Manggis sekitar 200 m2.

Sukemi mengambarkan bahwa “untuk dapat menghasilkan buah Manggis yang berkualitas, dibutuhkan waktu 1 sampai 5 tahun, baru bisa menikmati panen pertama.

Itupun harus didukung dengan perawatan bibit, pertumbuhan, sampai proses pembuahan dengan memberikan pupuk NPK dan Urea yang intensif sesuai masa pertumbuhannya,” kata Sukemi.

Lebih lanjut dikatakan untuk pengairan kebun Manggis bersumber dari PDAM dengan biaya perbulan sebesar Rp 10.000., Sedangkan pengairan dari irigasi dengan biaya perbulan sebesar Rp 5.000, jadi dalam satu bulan total biaya pengairan sebesar Rp 15.000,-

PERTANIAN2 1

Lahan seluas 200 m2 itu tidak hanya ditanami pohon Manggis saja, ada banyak pohon buah yang lain diantaranya : Salak, Coklat/Kakao, Kopi, Pisang, Kelapa, bahkan disisi pinggir kebun bisa juga ditanami Cabe Rawit.

Dalam 1 kali masa panen, hasil buah Manggis mencapai 50 s/d 100 kg, untuk usia pohon yang sudah mencapai 15-20 tahun.

“Hasil panen biasanya dipasarkan di wilayah sekitar Kecamatan Kandangan bahkan sampai ke Pasar Wonosalam Jombang dengan harga 10.000 s/d 15.000. Harga tersebut pada saat musim panen pertama, yaitu antara bulan Nopember sampai Desember.

PERTANIAN2 4

Jika memasuki masa panen raya harga Manggis hanya mencapai kisaran 4.000 s/d 8.000 saja, Namun jika masa panen itu ada di musim hujan, biasanya para pemilik kebun khawatir karena kualitas hasil produksi akan menurun bahkan jika curah hujan tinggi kemungkinan gagal panen bisa saja terjadi,” Kata Sukemi.

Yang membedakan Manggis Medowo dengan manggis diluar daerah Medowo adalah di cita rasanya yang khas, yaitu rasa manis dan asemnya bener-bener menyatu terasa banget segernya, Kata Shiddiq dan Munir dari Tim 2 yang ikut melakukan liputan.

PERTANIAN2 2

Jadi tidak salah manakala perangkat desa menjadikan pohon Manggis menjadi salah satu komoditi buah unggulan lokal daerah yang harus dilestarikan dan dikembangkan.

Hal tersebut untuk menunjang program desa menciptakan Desa Medowo sebagai salah satu destinasi wisata alam dan edukasi yang sangat potensial di Kabupaten Kediri dengan potensi perkebunan, peternakan dan panorama pegunungannya.

Selanjutnya untuk pengembangan potensi perkebunan, peternakan sapi dan hasil susu segarnya yang sangat perspektif untuk diolah menjadi Home Industri.

Disusun oleh :
Tim 2 Peserta Pelatihan Jurnalistik Angkatan IV Dinas Kominfo Kabupaten Kediri tahun 2016

1. Munasir Huda GP Ansor Ds.Silir Kec.Wates

2. M.Ikwan Yusuf

3. Supendi GP Ansor Ds.Ringinsari Kec.Kandat

4. Anang Nario GP Ansor Ds.Selopanggung Kec.Semen

5. Musta'in GP Ansor Ds.Sumberagung KecWates

6. Zainal Arifin GP Ansor Ds.Bedali Kec.Ngancar

7. Imam Syafi'i GP Ansor Ds.Pagu Kec.Pagu

8. Ahmad Shoddiq GP Ansor Ds.Sukoharjo Kec.Plemahan

9. Firdaus Lutfi Zakaria GP Ansor Ds.Kras Kec.Kras

10. Ro'aitul Nafif Laha Fatayat NU Ds Kaliboto Kec.Tarokan

11. Sa'idatul Umah Fatayat NU Ds.Cerme Kec.Grogol

12. Dewi Zaenab Fatayat NU Ds.Sukoharjo Kec.Kayeb Kidul

13. Ana Nurmaya Fatayat NU Ds.Sidomulyo Kec.Puncu

Viewing all 3253 articles
Browse latest View live